Bacaria.id, Taput – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memprioritaskan pengembangan destinasi wisata Air Soda terletak di Desa Parbubu I Kecamatan Tarutung.
Kepala Dinas Pariwisata Taput Sasma Situmorang mengatakan, pemandian air soda hanya dua di dunia, satu di Venezuela dan ke dua di Tapanuli Utara yang saat ini telah disiapkan masterplan dan siteplan nya akan diyakini akan berkelas.
“Kita sudah buka komunikasi dengan masyarakat Parbubu I Tarutung serta pemilik lahan yang jadi sumber mata air soda, dan mereka setuju serta sepakat untuk dikembangkan secara profesional,” kata Sasma saat ditemui dikantornya, (31/8/2023).
Sasma mengatakan, untuk manajemen dan organ pendukung sudah terbentuk seperti Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata).
“Kalau ingin pariwisata maju, kita harus berpikir baik serta maju, jangan sampai uang negara habis untuk sesuatu hal yang sia-sia, makanya dalam penyusunan masterplan dan siteplan kita gandeng akademisi dari USU,” katanya.
Pembuatan masterplan dan siteplan tetap mengacu nilai sejarah air soda serta mengakomodir kearifan lokal warga Desa Parbubu I.
“Pemandian air soda hanya ada dua di dunia, satu di Venezuela dan satu lagi di Parbubu I Tarutung. Ini anugrah Tuhan, Kami harapkan dukungan kelompok masyarakat mau mengubah cara pandang kearah lebih baik untuk pengembangan air soda sebagai tempat wisata,” katanya.
Selain itu juga, pihaknya akan mengubah cara pandang mengenai pariwisata.
“Pariwisata bukan di pandang skeptis dan glamor, tapi wisata bisa digali melalui budaya serta nilai sejarah. Kami harapkan masyarakat Desa Parbubu memberikan informasi jelas sehingga penyusunan masterplan serta siteplan tidak salah,” pintanya.
Sementara itu mewakili PLT Direktur pengembangan destinasi wilayah 1 Kemenparekraf Andi Marpaung mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi destinasi wisata air soda.
Diliriknya pemandian wisata air soda dari tiga lainnya, yakni Desa Silali, Desa Sitanggor maupun air panas Sipoholon karena manajemen wisata sudah ada.
“Dari ketiganya kita nilai ini yang layak diprioritaskan untuk pengembangan, karena selain pengunjungnya secara tetap sudah ada, Pokdarwisnya ada, BUMDES wisata nya juga ada, jadi tinggal membuat masterplan serta siteplan,” katanya.
Andy mengatakan, selama ini FGD yang dilakukan Kemenparekraf ada pengalaman pendampingan, ternyata daerah belum ada masterplan dan siteplan satu objek wisata yang mau dikembangkan.
“Pengalaman dalam pendampingan ternyata daerah belum punya masterplan, sehingga sarana dan prasarana yang dibangun kerap mengurangi nilai wisatanya. Bahkan paling sadis ada tumpang tindih karena tidak ada harmonisasi, kita butuh sinerginitas sehingga wisata yang kita fasilitasi tidak sia-sia,” katanya.
Andy menegaskan, penyusunan masterplan dan siteplan wisata air soda bukan hanya sekedar dokumen diatas kertas, akan tetap juga disiapkan rencana aksi.
“Kita fasilitasi pembuatan masterplan dan siteplan tahun ini, dan Pemkab buatkan DED, tahun depan diajukan agar dibangun melalui dana alokasi khusus,” pungkasnya.