bacaria.id, Rantauprapat – Ingat, Aida Fitriyani Dalimunthe, tenaga honorer yang telah mengabdi di Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara 15 tahun yang dipecat tanpa alasan jelas, dan mengaku dipecat Bupati, sampai Hari pertama Idul Fitri (lebaran), gaji belum ada diterima.
“Belum ada terima gaji di tahun 2023 ini. Saya diberhentikan tanpa ada alasan di bulan Februari 2023,”ucap Aida Fitriyani Dalimunthe, Jum’at (21/4/2023).
Aida juga mengungkapkan, selain gaji ada juga biaya – biaya yang dikeluarkan melalui uang pribadinya untuk kegiatan di kantor Camat Rantau Utara, belum ada di kembalikan.
“Setiap kegiatan, anggaran belum keluar, uang pribadi saya selalu mendahulukan. Sampai ada kegiatan untuk kantor Camat Rantau Utara yang menghabiskan uang Rp.4 juta sampai lebih, selama belum keluar anggaran, saya upayakan ada agar kegiatan dapat berlangsung. Enggak tau lah, entah berapa uang saya yang belum dikembalikan. Mobil suami pun, sering dipakai untuk operasional kegiatan, tanpa ada perhitungan satu peserpun,”ungkap Aida.
Diberitakan sebelumnya, seorang tenaga Honorer yang bekerja di Kantor Camat Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara harus menelan pahitnya kehidupan.Tanpa alasan yang jelas ia harus merelakan pekerjaannya meski sudah mengabdi selama 15 tahun dikantor pemerintah itu.
Ia pun bingung atas sebab akibat yang menimpa dirinya. Karena nasib yang dialaminya seperti tersambar petir disiang bolong.
“Masalahnya apa, saya tidak paham, 15 tahun mengabdi dari tidak bergaji hingga bergaji 1 juta kandas sudah. Padahal sebagai tenaga honorer saya selalu menorehkan loyalitas ke Pemkab Labuhan Batu, khusunya dibidang PKK”Kata Aida Fitriyani saat di wawancara wartawan, Rabu (19/4/2023).
Diungkapkannya, persoalan itu menjadi tanda tanya dibenah pikirannya,hingga belum lama ini ia memberanikan diri mempertanyakan kepada camat atas sebab akibat yang menerpa pekerjaannya.
“Bulan 2 kemarin tak bekerja lagi, saat itu kami datang tiga orang, lalu kawan saya bertanya kenapa si Fitri ini tidak bisa bekerja lagi. Kala itu Camat mengatakan, ajudan Bupati yang bernama Andre sudah menelepon saya agar dirimu tidak usah bekerja lagi. Sebenarnya, saya ingin menyampaikan persoalan ini tapi saya segan,”Ujar Aida Menirukan bahasa camat.
Tanpa menjelaskan sebab pemecatannya, ia pun merenungi diri. Hingga sekilas berpikir, menganggap dirinya telah menjadi korban politik pada pilkada yang lalu.
“Kalau masih dendam soal pilkada yang lalu, sangatlah tidak etis saya menjadi korban politik. Saya mengaku jujur, saya memang memilih Andi Suhaimi. Saat itu, kami honor memang memilih Andi Suhaimi. Memilih itu pun, itukan memang ruzukan pimpinan kami (Camat Lalu). Manalah mungkin kami melawan atasan, apalagi saya honor,”Keluh Aida.
Jika hal ini menjadi dendam atas pilkda yang lalu, kiranya Bupati Labuhan Batu Erik Adtrada Ritonga bisa move on atas proses pilkada tanpa harus dendam kepada tenaga honor seperti saya.
“Saya ini bukan TS (tim sukses), saya hanya tenaga honorer. Bahkan keluarga saya diduga juga menjadi korban politik yang lalu, apa kata pimpinan pasti itu kita turuti. Begitu juga dengan sekarang,”Sebut Aida dengan kecewa.
Ditambahkan Aida, parahnya setelah Aida tidak bekerja lagi, dua honorer disebut-sebut keluarga Camat Napsir Rambe bekerja dikantor itu.
“Itulah yang ku dengar, kalau pun honor dihapuskan, kenapa ada penerimaan baru. Padahal, saya ingin mengikuti Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK), mengingat sudah lama mengabdi. Namun, dengan kondisi seperti ini, hancur sudah harapan ini. Tolong bantu saya bang, saya ini lagi puasa,”lirihnya sedih mengakhiri Wawancara ke wartawan.
Sementara itu Napsir Rambe selaku camat Rantau Utara di konfirmasi melalui selular dan hingga saat ini, belum bersedia menjawab. Pesan yang dikirimkan melalui via WhatsApnya yang ditembuskan ke Bupati dan kepala BKPP hingga berita ini dikirimkan ke redaksi belum berbalas.
Perihal sama dengan Bupati Labuhan Batu Erik Adtrada Ritonga, ketika dikonfirmasi, belum menjawab.