Sejarah Gondang Naposo Menurut Bupati Toba, Pesan Untuk Naposo Bulung

BacariaNews

Bacaria.id, Toba – Rangkaian pesta Gondang Naposo yang biasa di isi dalam pesta budaya manortor (menari) yang dilaksanakan oleh anak muda dalam suatu desa dan juga melibatkan anak muda dari desa tetangga.

Dahulu, Budaya ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar pemuda dan juga menjadi ajang untuk mencari jodoh.

Namun saat ini, Pesta Gondang Naposo dilakukan sebagai ajang mempererat silaturahmi pemuda-pemudi dan bukan lagi menjadi ajang mencari jodoh.

Hal ini di ungkapkan Bupati Toba Poltak Sitorus saat menghadiri Pesta budaya anak muda, Pesta Gondang Naposo di Desa Naga Timbul Timur, Kecamatan Bonatualunasi, Kabupaten Toba pada hari Sabtu (28/08/2023) malam.

Poltak Sitorus juga menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, Pesta Gondang Naposo utamanya bertujuan untuk mencari jodoh, dimana para kaum perempuan akan manortor dan kemudian kamu laki-laki datang menghampiri.

Dua sejoli itu kemudian akan manortor bersama sambil berbisik-bisik atau dalam bahasa Batak disebut “Marhusip”.

“Pada kesempatan itulah si laki-laki akan mengutarakan cintanya kepada perempuan, dan jika perempuan setuju maka dia akan mengangguk-anggukkan kepalanya, sebaliknya jika tidak setuju dia akan menggelengkan kepalanya,” ujarnya.

Saat perempuan menganggukkan kepala sebagai pertanda dia menerima cinta dari si laki-laki, selanjutnya si laki-laki akan mengambil setangkai beringin dan menaruh beringin itu di kepala siperempuan.

Selanjutnya jika perempuan itu menerima setangkai beringin, artinya si perempuan bersedia menjadi istri si laki-laki dan pesta pernikahan akan dilakukan sesegera mungkin.

“Begitulah dulu tujuan Gondang Naposo ini. Jika di televisi ada take me out sebagai ajang menjadi jodoh, maka orang Batak telah menjalankan itu dari dulu,” ujar Poltak Sitorus.

Selain menjelaskan soal latar belakang Gondang Naposo, Poltak Sitorus juga berpesan kepada anak muda agar menjadi orang yang peduli, santun, bijaksana dan disiplin dalam menunjung adat budaya.

“Jadilah orang yang peduli kepada dirimu sendiri, perduli kepada orang tua dan sesama. Kalian juga harus menjadi anak yang santun. Tau berterima kasih, orang batak kuat sopan-santunnya,” kata Poltak Sitorus.

Ditekankan Bupati, anak muda Harus pandai dan bijaksana. Tidak boleh tawuran, Jadilah orang yang taat hukum, disiplin.

Untuk mewujudkan empat pesan itu, Poltak Sitorus menyatakan bahwa para anak muda harus terus memperbaiki diri.

“Ada banyak yang harus kalian perbaiki dalam diri kalian. Perbaiki pengetahuan mu, perbaiki iman mu, perbaiki sikap mu. Jadi terus perbaiki, perbaiki terus sampai seterusnya,” ujar meneruskan pesan.

Pada kesempatan itu, Bupati Toba bersama jajaran juga memberikan bantuan kepada para anak muda sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam terhadap kegiatan tersebut.

“Terimakasih untuk kepala desa dan terimakasih kepada kalian semua karena masih melestarikan budaya kita hingga kini,” Poltak Sitorus mengakhiri.

Kehadiran Bupati Toba Poltak Sitorus didampingi Sekretaris Daerah Augus Sitorus dan sejumlah jajaran perangkat daerah.