Bacaria.id, Pemalang – Yoyon (45) seorang warga Desa Serang, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah yang hampir setiap saat bergantian dengan rekannya berdiri mengamankan dan mengawasi para pengendara atau pejalan kaki yang akan melintas menyeberang rel kereta api di perlintasan kereta tanpa pintu, yang terdapat di Dusun Rowopanggang, Desa Iser, Kecamatan Petarukan.
Ketika ditemui pada Minggu (3/9/2023) lelaki berperawakan tegap yang juga merupakan salah satu pengurus organisasi kemasyarakatan ini, sedang berdiri sambil menghalau para pengendara sepeda motor dan pejalan kaki, agar menjauh dari rel karena ada kereta api yang akan melintas dari arah barat.
“Cukup prihatin dengan lintasan Kereta api tanpa palang pintu disini mas, jadi demi keselamatan warga masyarakat yang akan melintas,kami setiap hari bergantian mengawasi dan menjaga warga yang akan menyeberang,” kata Yoyon.
“Kebetulan kantor sekretariat kami dekat dengan perlintasan kereta tanpa pintu, jadi hitung – hitung sebagai sumbangsih kami selaku ormas Kepada Masyarakat,” tuturnya.
Terpisah sekretaris Desa Iser Muhammad Duhron (39) ketika dikonfirmasi mengatakan, jika dengan adanya kantor sekretariat organisasi kemasyarakatan Lindu aji, yang mana visi dan misinya sama dengan Perintahan Desa iser, seperti di bidang pelayanan masyarakat, pemuda, sosial dan budaya serta keamanan dan ketertiban, pihaknya merasa terbantu,
“kami merasa terbantu dengan adanya sekretariat Lindu Aji disini, terutama di perlintasan kereta api tanpa pintu, karena mereka selalu mengawasi dan mengamankan para pengendara yang akan menyeberang rel kereta,” tuturnya.
Masih menurut Sekdes Iser, jika pihaknya lewat Dinas Perhubungan Kabupaten Pemalang maupun Provinsi Jawa Tengah serta pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait pengadaan palang pintu di daerahnya.
“Sudah empat tahun lamanya, pihak Desa mengajukan adanya palang pintu di Rowopanggang, katanya pada 2024 akan di realisasikan,” terangnya.
Dunia trasnportasi kereta api di Indonesia semakin hari semakin tampak maju dan berkembang, jenis transportasi darat ini merupakan favorit bagi warga masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi pelengkap sistem transportasi nasional, namun seperti dalam sejarah awalnya kereta api benar-benar menjadi bagian penting terciptanya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia.
Pembangunan infrastruktur perkeretapian yang terus dilakukan terus menerus, demikian juga perhatian pada perkeretapian perintis di sejumlah daerah di Indonesia.
Semua ini demi perkembangan ekonomi masyarakat luas hingga ke daerah-daerah pelosok yang membutuhkan subsidi.
Terlepas dari itu semua ada hal yang tak kalah penting adalah peran dari para pejuang dan pahlawan perkeretapian Indonesia.
Peran masinis yang merupakan garda depan dalam sebuah kereta api, peran teknisi yang sangat menentukan laik tidaknya sebuah kereta api, juga penjaga perlintasan jalan kereta api (PJL) yang tersebar di berbagai titik perlintasan merupakan hal penting di balik perkembangan perkeretaapian Indonesia.
Pahlawan Perkeretaapian
Namun ada satu hal penting yang acapkali terabaikan, yaitu peran seorang relawan penjaga perlintasan jalan kereta api tanpa palang pintu.
Mereka adalah relawan tanpa bayaran, mereka juga bukan pegawai PT. KAI. Mereka adalah manusia berhati malaikat yang dengan apa adanya mereka dengan rela menjaga sebuah palang pintu perlintasan kereta api demi menyelamatkan nyawa pengguna jalan yang melintasi perlintasan kereta api tanpa palang.
Mengapa berhati malaikat?
Mereka rela tak digaji, ada yang dengan ikhlas membeli perlengkapan peringatan keselamatan sendiri bahkan ada yang merelakan nyawanya melayang demi menyelamatkan nyawa manusia lain.
Hal-hal pahit sering mereka alami; tidak dihiraukan, dicaci dan dimaki, dianggap polisi cepek dan seringkali dianggap sok pahlawan. Padahal sangat jelas dan nyata bahwa keberadaan mereka sungguh sangat dibutuhkan. Mereka benar-benar berjasa meskipun dianggap sebelah mata.
Bicara pahlawan perkeretaapian, mereka layak menjadi salah satu dari pahlawan itu. Apa sih yang dimaksud dengan pahlawan itu? Layakkah mereka menjadi pahlawan perkeretaapian?.