Bacaria.id, Pekalongan – KH RM Chaidar Muhaiminan Gunardo, Pengasuh pondok pesantren Bambu Runcing Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawatengah meninggal pada Minggu Siang Kemarin (6/8/2023 ).
Kyai Haji Chaidar meninggal, pada saat akan mengisi pengajian dalam rangka peringatan khaul Hajjah Syarifah Muddalm atau mbsh wali karomah di Desa Domyang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.
Kapolsek Paninggaran, AKP Agus Supriyono menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (6/8/2023 ), saat KH R M Chaidar menghadiri acara Haul Mbah Wali Karomah, di Desa Domyang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.
“Jadi kemarin ada haul yang dihadiri oleh beliaunya. Beliau naik panggung, sekitar jam 11.00 WIB lebih, memberikan salam, terus solawatan dan akan memberikan tausiah ke pengunjung,” kata Agus kepada
Namun, lanjut Agus, tiba-tiba tubuh Kiai Chaidar nampak lemas dan perlahan jatuh. Langsung dibawa ke Puskesmas Paninggaran.
“Di Puskesmas, dilakukan pemeriksaan medis dan oleh medis dinyatakan sudah wafat. Menurut medis, indikasinya jantung,” tambah Agus.
Pihak Puskesmas bersama anggota Polsek Paninggaran langsung melakukan pengawalan hingga sampai ke rumah duka di Parakan, Temanggung.
Kiai Chaidar sendiri, menghadiri haul Mbah Wali Karomah atau khaul HJ Syarifah Mudda’im, yang berada di Dukuh Sedayu, Desa Domiyang, Kecamatan Paninggaran
Diwawancara terpisah, Kades Domyang Edi Mulyono menjelaskan peristiwa tersebut terjadi di Makam Mbah Wali Karomah, saat digelar acara haul.
“Itu pas acara haul nya Mbah Wali Karomah. Itu acara rutin yang memang setiap tahun diselenggarakan di Desa Domiyang,” kata Edi.
Acara haul Mbah Wali Karomah sendiri, menurut Edi, sudah digelar sejak 37 tahun yang lalu. Bahkan, acara tersebut pertama kali dihadiri oleh ayahnya yakni Mbah Minan (KH R Muhaiminan Gunardho).
“Setiap khaul beliaunya memang datang, kecuali saat pendemi Corona. Kebetulan, bapaknya beliaulah yang membuka awal ada haul itu 37 tahun lalu,” ungkapnya.
“Beliau sering datang ke sini sejak dulu. Kalau tahun kemarin putranya,” jelas Edi.
Ditambahkannya, sebelumnya kondisi KH Chaidar sendiri memang dikabarkan sedang kurang enak badan.
“Sebelumnya, memang dikabarkan beliau agak sedikit memaksakan kondisinya. Kabarnya sih pas berangkat ke sini memang kondisinya sudah tidak enak badan. Karena nggak enak juga sama masyarakat sini karena sudah dianggap keluarga sama beliau, akhirnya datang,” jelas Edi.
“Beliau ini katanya kangen pengin ketemu jemaah (di Pekalongan), jadi hadir ke sini,” tambahnya.