Diduga Management Perladangan LDN Bagi Uang Kepada Warga yang Cek Tunggul Kayu Ilegal Loging di Sibatu Loting

BacariaNews

Bacaria.id, Parapat – Maraknya penebangan liar dikawasan Hutan Lindung Register II Sibatuloting, tepatnya di Dolok Siponggung, Lingkungan II, Kelurahan Girsang, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, pada Jumat lalu, membuat sejumlah warga yang turun ke TKP heran , karena mereka melihat ada oknum bagi-bagi amplop dengan isi Rp. 150.000/orang.

Namun sebagian warga yang datang justru tidak dapat amplop dengan alasan tidak dilihat suruhan dari salah satu perusahaan yang membuka usahanya berdampingan dengan lokasi TKP Ilegal loging tersebut.

“Sayapun heran, kebetulan saya dari kelompok ‘HARANGAN’ tapi saat saya kesana bukan membawakan atas nama kelompok, tapi secara pribadi, saya lihat ada bagi-bagi amplop, yang saya heran siapa Donaturnya dan apa hubungannya dengan pemilik kebun sayur mayur dari Management Perladangan LDN yang di Sitahoan itu, dan anehnya lagi yang membagi-bagikannya itu ngaku-ngaku humas perusahaan itu, setelah di Polsek Parapat,” ujar Marga Sinaga yang ikut dalam rombongan ke TKP saat menjelaskan kembali kronologinya kepada beberapa wartawan di Girsang pada hari Senin (18/03/2024).

Tentang amplop yang di bagi oleh Management LDN di beberkan Lurah Girsang Rudi Sinaga bersama Keplingnya yang ikut ke TKP ternyata mereka juga mendapat iming iming akan mendapat amplop.

“Hanya dijanjikan Amplop dan sampai hari ini entah amplop apa maksudnya,” ujar Rudi saat dikonfirmasi.

Sedangkan saat tim wartawan mengkonfirmasi terkait informasi itu kepada Managemen Perladangan LDN T Sirait, sebagai Perusahaan yang dekat dengan TKP Pembalakan kayu. Namun pihaknya hanya menanyakan kesediaan wartawan bertemu dengannya setelah itu tak jelas entah bertemu dimana dan tujuan apa maksud T. Sirait.

Sementara wartawan ingin mencoba konfirmasi karena Lokasi penebangan liar dikawasan Hutan Register II Sibatuloting itu sangat dekat dengan perusahaan dan perkebunan sayur-mayurnya.

Sebelumnya, untuk diketahui tahun lalu sudah pernah terjadi Bencana banjir dan membawa Material Batu kerikil bercampur Lumpur hingga menimbun badan jalan Girsang lintas Gereja HKBP Girsang, dan terjadi sebanyak dua kali sejak perusahaan itu beoperasi dikawasan Sitahoan.

“Patut di khawatirkan bencana susulan karena munculnya lagi penebangan kayu alam di titik hutan Halimbingan di Sibatu Loting ini, terus kenapa ada bagi-bagi amplop Rp. 150.000/orang dan itupun tidak terjawab,” Keluh Warga Marga Sinaga.

Sedangkan warga lainnya yang turun kelokasi A. Manik yang salah satu mendapat amplop itu menyampaikan Justru heran karena dibagi amplop berisi uang.

“Mengapa kami dikasi amplop berisi uang Rp. 150.000/orang, Ada yang dapat dan ada juga yang tidak diberikan,” ujar Manik.

Parahnya lagi, menurut Manik, setelah hal ini diungkapkan justru mereka ditanya-tanya seperti di intimidasi.

“Kata mereka, Mengapa dikasih tau, Padahal kami hanya menceritakan pengalaman aneh dan janggal itu kepada Media,” celotehnya Manik ambil bertanya.

“Saat kami kelapangan, kami dilarang untuk mengekspos, Lho, bukankah dinegeri ini sekarang kalau tak Viral tak ada tanggapan, lalu kami beritahukan ke beberapa Wartawan Media supaya pembabatan diatas perkampungan kami itu segera diproses dan tidak terulang Bencana banjir,” lanjut Manik.

Selanjutnya dibeberkan, kejanggalan saat mereka kelapangan, tampaknya seakan sudah diatur sedemikian rupa.

“Kami melihat kehadiran Polhut dari Dishut Wilayah II Siantar dan Satol PP, Kemudian menaikkan sisa kayu yang sudah ditebang kedalam truk untuk dibawa ke Polsek Parapat,” ucapnya.

“Yang sangat membingungkan kami, mengapa baru saat ini datang Polisi Kehutanan dan dari Dishut, setelah kayu-kayu alam itu habis ditebang dengan perkiraan sudah sekitar 100 batang, selama ini mereka kemana, apa tidak tau dan tidak patroli dan mereka hanya dikantor duduk enak saja?,” lanjut Manik.

Selanjutnya dibeberkan Manik, Dia merasa heran kepada karyawan atau managemen Perladangan LDN yang sangat dekat dengan Lokasi TKP.

“Apakah karyawan atau mereka-mereka yang ada di Perladangan LDN itu, tidak mendengar suara Chainsaw selama satu bulan beroperasi disana, “Permainan apa itu,” ucapnya.

Sedangkan ditegaskan Manik, masalah Amplop berisi uang Rp150.000, mereka siap mengembalikan.

“siap kami kembalikan karena tak jelas apa maksud dan tujuan amplopnya, sementara kami murni mau melihat TKP penebangan,” ujar Manik didampingi Darma Sinaga, yang juga mengaku sempat diberi amplop.

 

(Tim).