Daerah  

Bangkai Jembatan yang Menelan Dana Miliaran Dipertanyakan, Masyarakat Tagih Janji Dinas PU Taput

BacariaNews

Bacaria.id, Taput – Masyarakat Siarangarang dan Peatolong pertanyakan dimana bangkai jembatan tersebut yang menelan dana miliaran rupiah. Pasalnya sampai saat ini belum ada lagi pembangunan seperti janji mantan kepala Dinas PU Anggiat Rajagukguk, bahkan bangkai jembatan yang dibangun pada tahun 2014 hingga 2016, jembatan yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Siarangarang menuju Desa Peatolong, Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara yang terletak di bagian hulu Sungai Aek Situmandi, yang rubuh tidak tahu keberadaanya.

H Hutabarat mengungkapkan robohnya jembatan terjadi akibat struktur fisik dan rangka yang kurang kokoh sehingga tidak mampu menahan hantaman air sungai.

“Saya tiap hari kerja disini pak, mengambil batu padas, makanya sewaktu pembangun jembatan tersebut saya tahu semuanya, bahkan mantan kadisnya pernah berjanji akan membangun jembatan itu kembali, tapi kami akan koordinasi dulu sama pimpinan,” terang Hutabarat.

Lebih lanjut dia sangat kesal, janji tersebut tidak ditepati hingga saat ini bahkan bangkai material jembatan tidak tahu kemana keberadaanya.

Hal sama dipertanyakan warga Peatolong, mereka juga masih menunggu janji pemerintah untuk membangun kembali jembatan tersebut melalui Dinas PU, tapi sampai tahun 2025 ini tidak ada pembangunan. Padahal janji itu adalah utang bagi masyarakat. Dimana sejak rubuhnya jembatan itu bulan lima tahun 2018 belum ada pembangunan.

“Kita masyarakat bingung, kapan lagi jembatan penghubung antar dua desa ini akan dibangun kembali, karena ini sangat dibutuhkan masyarakat Siarangarang dan Pea tolong,” ungkap T Pasaribu.

Pasaribu mengungkapkan pembangunan jembatan penghubung Siarangarang – Peatolong memakan biaya miliaran rupiah, sudah sewajarnya di audit oleh pihak Kejaksaan Taput, karena diduga hamburkan uang negara. Belum lagi anggaran dana sewaktu pembukaan jalan yang saat ini sangat memprihatinkan tidak bisa dilalui kendaraan roda 4 dan roda dua.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Bacaria.id, jembatan ini sebelumnya dibangun Pemerintah Kabupaten Taput dalam dua tahap, dimana pengerjaannya diawali pada tahun 2014, dan diselesaikan tahun 2016. Panjang jembatan sekitar 35 meter, dengan lebar 5 meter.

Pengerjaannya pada tahap pertama di 2014 disebut menelan sumber dana APBD, senilai Rp.1.614.800.000.

Lanjutan pembangunan tahap kedua pada 2016, yang juga bersumber dari dana APBD Taput juga menelan pembiayaan senilai Rp.999.800.000.

Meski baru setahun sejak perampungan pembangunannya, kondisi struktur fisik dan rangka jembatan yang kurang bermutu, diduga menjadi penyebab mendasar rubuhnya jembatan.

Salah satu PPK pembangunan jembatan tahap pertama 2014, R Nainggolan mengatakan bahwa bekas material jembatan saat ini masih disimpan digudang Silangit.

Ketika dihubungi melalui wa nya sekretaris Dinas PU Taput Jupati Rajagukguk, (31/01/2025) sekaligus PPK pembangunan jembatan tahap kedua pada tahun 2016 mengenai bangkai jembatan dan kapan lagi ada pembangunan jembatan tersebut tidak ada jawaban. Saat ditemui dikantornya, seketaris Dinas PU tidak ada ditempat. (Tulus)