Bacaria.id, Tapsel – Lebih kurang 10 kilometer akses jalan kabupaten menuju Desa Sihuon, Kecamatan Angkola Barat Tapsel butuh perbaikan. Akses vital menuju dan dari desa ini kondisinya kini sangat memprihatinkan. Jalan yang di penuhi bebatuan di perlintasan menuju desa ini sudah sangat rusak dan banyak berserakan.
Warga setempat A.Siregar pada awak media menyatakan kondisi jalan ini sudah lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Mengingat sebelumnya kondisi jalan menuju desa Sihuon yang di huni kurang lebih 300 Kepala Keluarga, yang tersebar di 4 dusun kini kondisi lebih parah lagi.
Menurut Pak Regar, saat ini ekonomi masyarakat yang sangat lemah akibat turunnya harga buah salak membuat masyarakat disini menjadi lebih terpuruk.
Menurut dirinya , para petani salah di wilayah ini harus merogoh kocek lebih untuk transportasi pengiriman hasil pertanian mereka ke wilayah pasar Batang Toru, Tapanuli Selatan.
“Harga salah sekarang juga sangat turun, jadi untuk menjual panen kita pun ke pasar jadi berfikir. Selain terbebani dengan ongkos angkut, penghasilan kita juga mulai turun,” ujarnya.
Faktor pertama menjadikan harga panen salak dari daerah ini sangat rendah adalah kondisi jalan yang rusak dan tanjakan yang cukup lumayan.
“Jadi untuk pengangkutan hasil pengen harus di sesuaikan. Misalnya apabila panen kita banyak, kita mengantar dengan mobil Pic up, tapi kalau cuman sekedar kita akan antar sendiri ke pasar Sitinjak dengan sepeda motor, agar biayanya lebih murah. Dan paling kita perhitungkan adalah kerusakan di jala akibat jalan rusak ini,” ungkap warga ini pada awak media Minggu (21/07/2024).
Warga desa ini juga sangat berharap agar pemerintah pusat maupun daerah bisa memperhatikan wilayah mereka dan bisa segera membantu memperbaiki akses ke desa mereka.
“Harapan kita, pemerintah bisa segera memperbaiki jalan ini lah, agar lebih mudah kami mengangkut hasil panen ke Pasar Kecamatan,” harapnya.
Amantua Simamora, Kepala Desa Sihuon Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara , saat di jumpai dikediaman menjelaskan kalau kondisi jalan ini memang sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat, terutama untuk alat transportasi sehari hari.
Mengingat kondisi geografis desa ini merupakan pegunungan, maka Sepajang jalan menuju ke desa ini adalah tanjakan yang menguji nyali untuk bisa menembus ke desa ini.
“Ini kan daerah pegunungan, dan jalan menuju desa ini 80 persen adalah tanjakan, jadi tidak semua kendaraan bisa melalui akses kami ini. Hanya kendaraan yang memang memiliki berkekuatan yang bisa sampai ke desa ini,” ujarnya.
Untuk perbaikan jalan , Kepala Desa ini juga menjelaskan bahwa pihak desa telah membuat usul lewat kecamatan untuk di teruskan ke Kabupaten agar jalan ini segera di perbaiki.
“Kalau dari dana desa, saya rasa anggarannya tidak mampu, makanya kita selalu masukkan di musrembang kecamatan agar pihak PU kabupaten bisa menganggarkan untuk perbaikan jalan kita ini. Dan tiap tahun kita usulkan,” tutur Amantua.
Kepala Desa ini juga sangat berharap agar pemerintah pusat maupun daerah bisa merealisasikan permintaan mereka, mengingat 97 persen penduduk di desa ini adalah petani salak. Dan telah berlangsung dari puluhan tahun yang lalu.
“Disini semua petani salak, sudah puluhan tahun desa ini termasuk penghasil buah salak. Namun untuk saat ini, harga buah salak sangat rendah sehingga para petani di sini merasa jengkel, sebab biaya untuk panen, dan transportasi ke pasar sudah tidak sesuai,” ungkap Kades ini.