bacaria.id, Rantauprapat – Seorang tenaga Honorer yang bekerja di Kantor Camat Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara harus menelan pahitnya kehidupan.
Tanpa alasan yang jelas, ia harus merelakan pekerjaannya meski sudah mengabdi selama 15 tahun dikantor pemerintah itu.
Ia pun bingung atas sebab akibat yang menimpa dirinya. Karena nasib yang dialaminya seperti tersambar petir disiang bolong.
“Masalahnya apa, saya tidak paham,15 tahun mengabdi dari tidak bergaji hingga bergaji 1 juta kandas sudah. Padahal sebagai tenaga honorer, saya selalu menorehkan prestasi, khusunya dibidang PKK”Kata Aida Fitriyani saat di Wawancarai, Rabu (19/4/2023).
Diungkapkannya, persoalan itu menjadi tanda tanya dibenak pikirannya. Hingga belum lama ini, ia memberanikan diri mempertanyakan kepada camat atas sebab akibat yang menerpa pekerjaannya.
“Bulan 2 kemarin tak bekerja lagi. Saat itu kami datang tiga orang, lalu kawan saya bertanya sama Camat, kenapa sifitri ini tidak bisa bekerja lagi. Kala itu camat mengatakan ajudan Bupati sudah meneleponnya (Camat) agar saya tidak usah bekerja lagi,”Ujar Aida Menirukan bahasa camat.
Ia pun merenungi diri, hingga ia terpikir telah menjadi korban politik pada pilkada yang lalu.
“Kalau masih dendam soal pilkada yang lalu, saya mengaku jujur saya memang memilih Andi Suhaimi saat itu. Kami honor memang memilih Andi Suhaimi itukan memang ruzukan pimpinan kami (Camat Lalu), manalah mungkin kami melawan atasan, apalagi saya honor,”Keluh Aida.
Jika hal ini menjadi dendam atas pilkada yang lalu, kiranya Bupati bisa move on atas proses pilkada tanpa harus dendam kepada tenaga honor.
“Apalah saya ini, bukan TS (tim sukses), saya hanya tenaga honorer, bahkan keluarga saya diduga juga menjadi korban politik yang lalu. Kalau kami, apa kata pimpinan, pasti itu kita turuti. Begitu juga dengan sekarang. Kalau diperintahkan memilih pimpinan, pasti kami sebagai honorer memilih Erik Adtrada. Apalah daya seorang honor,”Sebut Aida dengan nada sedih.
Ia mengatakan, sebagai orang yang sudah mengabdi 15 tahun ke Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, ada kepikiran untuk menemui Bupati, mempertanyakan hal pemecatannya. Apakah benar ucapan Camat (Napsir Rambe) itu ?.
“Ada TS dia saya kenal dan persoalan ini saya adukan, tapi sampai saat ini beliau belum ada waktu untuk menemukan saya bertemu bupati,”Ujar Aida.
Ditambahkan Aida, parahnya setelah dirinya tidak bekerja lagi, ada dua honorer disebut-sebut keluarga camat bekerja dikantor itu.
“Itulah kalau pun honor dihapuskan kenapa ada penerimaan baru, padahal saya ingin mengikuti Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK). Mengingat sudah lama mengabdi. Namun dengan kondisi seperti ini, hancur sudah harapan ini, tolong bantu saya bang, saya ini lagi puasa,”lirihnya sedih mengakhiri Wawancara.
Sementara itu Napsir Rambe selaku camat Rantau Utara di Konfirmasi melalui teleponya belum bersedia menjawab. Pesan yang dikirimkan melalui via WhatsApnya yang ditembuskan ke Bupati dan kepala BKPP hingga berita ini dikirimkan ke redaksi belum berbalas.
Perihal sama dengan Bupati Labuhan Batu Erik Adtrada Ritonga, belum menjawab hingga berita ini dilangsir ke redaksi.