Daerah  

Batam Krisis Air Bersih Bertahun – Tahun

Batam Krisis Air Bersih Bertahun - Tahun

BacariaNews

bacaria.id, Batam – Krisis air dibeberapa titik kota Batam, membuat masyarakat  berbondong-bondong mengantri air di malam hari.

Bertahun-tahun krisis air di kota Batam yang salah satunya dialami masyarakat perumahan Cluster C, RT 05 RW 015, Kelurahan Tanjung Uncang kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

Ketua RT 05, perumahan Cluster C Silvester Sosu mengungkapkan, dalam satu malam hanya Satu blok perumahan yang airnya hidup, sehingga masyarakat pun beramai-ramai mengantri dari malam hingga pagi hari.

“Dari malam kami antri sampai sahur, nanti siap sahur antri lagi sampai pagi,” katanya saat ditemui awak media ini, Kamis dini hari (20/4/23).

Silvester yang pernah menjadi Korlap pada saat aksi demonstrasi tentang pendistribusian air beberapa bulan lalu menuturkan, Walikota Batam Muhammad Rudi yang juga merupakan ex-officio kepala BP Batam sudah pernah turun kejalan menghadapi pendemo, dan menjanjikan bulan Februari 2023 air dipastikan sudah berjalan.

“Tapi nyatanya realisasi hingga hari ini tidak ada”. Ucapnya sedikit kecewa

Silvester menduga, di internal PT Moya ada kepentingan perebutan kekuasaan dalam pendistribusian air di kota Batam.

“Karena begini, asumsi kami selaku masyarakat, didalam pendistribusian air ini kan ada PT Moya, ada air Batam hulu, ada Spam Batam, dan di atas mereka ada BP Batam, jadi mungkin didalam internal mereka ini sedang merebut kekuasaan untuk pendistribusian air”, papar ketua RT 05 itu.

Dengan wajah sedih, ketua RT itu menjelaskan kepada awak media ini mengenai dirinya dan warganya yang harus bergadang dimalam hari untuk mengantri air.

“Kami sudah mediasi, sudah tempuh jalur hukum, sudah demonstrasi, tapi tidak ada kepastian yang kami dapatkan, kami hanya bersuara karena kami adalah korban,”keluhnya.

Lebih jauh katanya, pendistribusian air yang kurang merata sudah terjadi bertahun-tahun.

“Di RT 05 RW 015 ini sudah sekitar 10 tahunan air jalannya kecil dan cenderung mati, bahkan setelah pembangunan disini merata, semenjak itulah  perumahan kami Cluster C ini mati total.” kisahnya.

Hal senada juga disampaikan Herman yang merupakan masyarakat Tanjung Uncang, ia menduga perebutan kekuasaan oleh 3 instansi menyebabkan masyarakat menjadi korban.

“Karena ada 3 kubu didalam pendistribusian air sehingga kami merasa mereka sedang merebut kekuasaan, akhirnya kami masyarakat menjadi korban, kami harap masalah ini sampai pusat dan pusat harus turun tangan”.

Sementara itu, beredarnya berita tentang persoalan air bersih di kota batam pun mendapatkan sorotan khusus dari salah satu aktivis kota batam M. Ningkeula.

Ningkeula menanggapi masalah yang terjadi ditengah masyarakat, ia mengatakan, bahwa ketidak pekaan pemerintah kota batam yang melibatkan salah satu perusahaan swasta dalam mengelola air bersih yang merupakan kebutuhan utama masyarakat kota Batam.

“Pemerintah kota Batam mengalami penilaian yang buruk bagi masyarakatnya sendiri, karena ketidak mampuannya mengatasi persoalan ini,” tuturnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (20/4/23).

Lebih jauh,  M Ningkeula yang kerap disapa Bung Awen mengatakan bahwa Bapak H. Muhammad Rudi selaku Wali Kota batam dan juga Kepala Ex-Officio BP Batam harus transparansi tentang permasalahan pendistribusian air.

“Masalahnya ini juga salah satu kebutuhan utama masyarakat batam, Jangan kemudian hal ini menjadi ketidak jelasan di mata masyarakat batam.,” Tutupnya.

Penulis: Jamaludin LobangEditor: Ricky Faerdinal