Daerah  

Sarung Goyor Produk Asli Masyarakat Pemalang 

BacariaNews

Bacaria.id, Pemalang – Tiga hari lagi Festival Sarung Goyor akan digelar pada tanggal 27 – 29 Oktober 2023 di lapangan Desa Wanarejan Utara, kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Kabupaten Pemalang tidak hanya dikenal dengan nasi Grombyang dan ogel – ogel nya saja, salah satunya adalah sarung tenun Goyor, kerajinan yang berbentuk kain sarung yang dibuat masih menggunakan alat tenun tradisional dengan bahan dari benang Rayon yang lentur dan halus.

Sarung tenun Goyor atau banyak orang menyebutnya dengan sebutan sarung Toldem (di pakai di jalan Tol jadi adem) merupakan produksi kerajinan tradisional khas Pemalang, yang sangat terkenal karena memiliki nilai seni yang tinggi.

Pasalnya dibuat secara manual dengan motif dan corak yang eksklusif bahkan sarung ini sudah merambah sampai ke manca negara terutama di Timur Tengah.

Menurut Rochim (45) warga Beji , Kecamatan Taman, keunikan dan kelebihan sarung ini bisa dipakai dari segala kondisi cuaca serta bisa beradaptasi dengan musim,

“Sarung ini terasa hangat dipakai bila musim hujan dan terasa adem bila dipakai saat musim panas,” kata Rochim ketika ditemui di rumahnya, pada Selasa (24/2023 ).

Terpisah, Kepala Desa Wanarejan Utara Mahmud menceritakan, jika Awalnya pembuatan sarung Goyor ini pada masa pendudukan Jepang tahun 1942,

“Produksi sarung Goyor dulu pertama kali oleh Jepang yang ada di Pemalang, tempatnya di jalan jenderal Sudirman timur depan kantor Perhutani sekarang,” ujar Mahmud, Selasa (24/10/2023).

“Banyak Warga Wanarejan Utara yang menjadi karyawan pembuatan sarung Goyor dengan mesin produksinya dari Jepang, setelah Jepang angkat kaki dari Pemalang, Produksi sarung Goyor di teruskan oleh Warga Wanarejan Utara sampai sekarang,” jelasnya.

Pada masanya kain dan sarung goyor ini pernah mengalami puncak kejayaannya termasuk, di Desa Pedurungan terutama di Pedurungan tengah dan Dukuh Kebumen.

Hal ini terbukti pada saat itu banyaknya produksi sarung goyor yang tersebar di wilayah tersebut dan banyak menyerap tenaga kerja dari tukang tenun,tukang mbaki,nglerek, dan lainnya sehingga hal ini sangat membantu menopang perekonomian warga masyarakat setempat.

Dari sinilah lahir para Desainer kain goyor seperti di Dukuh Kebumen, Desa Pedurungan, terdapat seorang Desainer kain tenun goyor yang cukup dikenal yaitu Isti Deesyifa.

Dimana hasil karyanya selalu ikut dalam berbagai event , sehingga kain goyor ini semakin dikenal dimana-mana dan membawa nama Desa bahkan membawa nama baik Kabupaten Pemalang.

Namun seiring waktu produksi kain dan sarung goyor ternyata mengalami kemerosotan apalagi terbentur sejak adanya pandemi beberapa tahun lalu, akhirnya mempengaruhi produksi kain sarung goyor, bahkan ada beberapa produksi kain sarung goyor yang mengalami keterpurukan hingga gulung tikar tidak berproduksi lagi apalagi bersaing dengan produksi kain sarung yang menggunakan alat tenun moderen dengan harga sarung yang lebih murah.

Secara perlahan sentra pengrajin sarung tenun goyor ini pun mulai terkikis, seperti Desa Tegalmlati, Comal, Ampelgading, Mulyoharjo, Kabunan, dan lainnya.

Dulu merupakan sentra produksi kain sarung tenun goyor namun sekarang hanya tinggal Desa Wanarejan Utara dan desa lainnya masih bertahan termasuk Desa Pedurungan terutama di Dukuh Kebumen.

Hal ini terbukti masih banyaknya kegiatan menenun, seperti produksi tenun sarung milik bapak Darun Jeki, Munawir serta lainnya. Seni tidak akan mati teruslah berkarya.

Semoga kedepannya kain sarung tenun Goyor ini akan kembali ke puncak kejayaannya sehingga perkonomian di desa Pedurungan dan lainnya akan terus menggeliat.