Daerah  

Proyek Rehabilitasi SMP Negeri 1 Pagaran Taput Rp 2,6 M Tanpa Plank

BacariaNews

Bacaria.id, Taput – Proyek rahabilitasi ruang belajar dan pembangunan sarana dan prasarana pembelajaran SMP Negeri 1 Pagaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, menelan dana cukup besar, yakni Rp 2, 6 miliar.

Meski menelan dana yang cukup besar, masyarakat menuding pekerjaan rehabilitasi ruang belajar itu tidak transparan soal keterbukaan informasi publik.

Tentang berapa besar anggaran yang dikucurkan, siapa pihak rekanan yang mengerjakan, dan darimana anggaran pembangunan berasal, apakah APBD atau APBN.

Hal itu menjadi sorotan sejumlah warga Desa Dolok Saribu, Kecamatan Pagaran, tempat dimana saat ini proyek rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana pembelajaran sedang berlangsung.

Tidak ditemukan papan proyek di sekitar lokasi, dan menurut keterangan warga pihak rekanan sama sekali tidak memberdayakan warga lokal sebagai pekerja proyek. Berdasarkan keterangan warga, pekerjaan dimaksud sudah berlangsung sejak 3 bulan lalu dan keseluruhan pekerja proyek berasal dari luar daerah.

“Coba bapak tanyakan kepada kepala sekolah, kami warga di sini juga tidak tahu berapa besar dan darimana anggarannya, karena sejak awal tidak terpasang papan proyek. Kami juga kecewa warga desa kami sama sekali tidak diberdayakan sebagai pekerja proyek,” kata H.Purba, seorang tokoh masyarakat Desa Dolok Saribu (09/01) tak jauh dari lokasi SMP Negeri 1 Pagaran.

Bacaria.id, kemudian menanyakan hal tersebut kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pagaran, F Sitorus terkait sumber dana, besaran dana dan pihak rekanan yang mengerjakan.

“Dananya dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Fisik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” jawab Sitorus.

Untuk diketahui, Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK) fisik adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu, dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Ditanya berapa besar anggaran DAK yang dikucurkan dan siapa pihak rekanan yang mengerjakan? F Sitorus menjawab,” Rp 2,6 Miliar. Saya sendiri yang mengajukan ke dinas sejak saya menjadi kepala sekolah di sini tahun 2023 menggantikan pak Siburian yang memasuki masa pensiun”.

Dari pengamatan di lapangan, progres pekerjaan berupa penggantian atap dan pembongkaran lantai semen menjadi keramik, dana sebesar Rp 2, 6 Miliar terkesan fantastis.

F Sitorus kemudian menjelaskan bahwa, dana sebesar itu dipergunakan untuk merehabilitasi ruang belajar dengan mengganti atap, pemasangan lantai keramik, termasuk pembangunan gedung laboratorium.

Kemudian ditanya, kalau sumber dananya dari DAK, berarti pihak sekolah yang mengerjakan (swa kelola)? F Sitorus menjelaskan bahwa pengerjaannya langsung dari pusat. Kepala Sekolah tidak ikut campur dalam hal pengerjaannya.

Ketika ditanya soal transparansi dan keterbukaan informasi publik, mengingat besar anggaran bersumber DAK mencapai Rp 2,6 Miliar namun di lokasi tidak terpasang papan proyek, F Sitorus malah terkesan terburu-buru meninggalkan dengan dalih akan memberikan pengarahan kepada siswa yang baru masuk sekolah setelah libur Tahun Baru 2023.