Peninggalan Bersejarah Misterius di Dusun Hopong Dolok Sanggul Taput

BacariaNews

Bacaria.id, Taput – Patung yang disebut peninggalan purbakala ini bentuknya menyerupai tubuh manusia dalam sikap duduk bersila layaknya bersemedi. Letaknya di daerah terpencil di Dusun Hopong, Desa Dolok Sanggul, Kecamatan Simangumban, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).

Amatan Bacaria.id, Sabtu (30/9/2023) patung terbuat dari campuran batu, bentuk patung ini terbilang unik untuk berada di tengah masyarakat sekitar, yang dominan Batak. Memang ada banyak patung ditemui di kawasan Tapanuli, tapi tidak seperti yang ada di Dusun Hopong ini.

Ukuran patung-patung beraneka ragam. Ada satu yang besar dan beberapa ukuran kecil, tapi tidak memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Patung-patung batu itu berjajar rapi di belakang patung terbesar.

Kondisi patung sudah berlumut tapi kering. Terlihat putih berkapur dan kehitaman, seperti sedang dalam proses pelapukan.

Untuk sampai ke daerah ini, membutuhkan perjalanan sekitar dua jam dari Kota Tarutung. Dari Kecamatan Tarutung menuju Kecamatan Simangumban, yang berbatasan dengan Sipirok Tapanuli Selatan.

Setibanya di kota kecamatan, perjalanan diteruskan dari simpang jalan raya sebelah kiri bila kita dari Kota Tarutung. Dari simpang ini, selanjutnya terus menelusuri jalan dan melewati sejumlah perkampungan. Waktu tempuh sekitar 30 sampai 40 menit, sampailah ke tujuan.

Belum diketahui bagaimana asal usul patung dan siapa gerangan yang memahat patung ini. Namun patung ini diduga merupakan peninggalan sejarah ratusan tahun lalu. Patung-patung tua di Dusun Hopong berjejer disebelah rumah Boru siregar. Tiga patung masih utuh, bentuknya menyerupai manusia dengan posisi duduk dan meletakkan kedua tangan di atas paha.

Menurut masyarakat Hopong, I Siagian, (30/09) lokasi penemuan patung ini merupakan daerah pemukiman raja-raja Batak, Yang Konon Sering disinggahi para penjelajah dari kerajaan-kerajaan Hindu Atau Budha. Warga menyebutnya Gana-ganaan atau berhala. Dulu patung-patung tersebut berdiri diatas makam-makam tua.

Siagian menjelaskan, patung-patung dikumpulkan lalu diletakkan sebelah rumah almarhum ayahnya. Alasannya, agar selamat dari pencurian yang dulu sering terjadi. ” Sekarang tidak pernah lagi. Mungkin karena patung-patung dijaga warga bersama-sama,” ungkap Siagian.

Siagian menambahkan, patung-patung itu punya kekuatan magis. Dimana dulu ada pencuri menerima karma buruk, bahkan berujung tragis. Pasalnya pernah ada pencuri kena kutuk, dan ditangkap polisi dan mati di penjara.

“Dari riwayat yang dituturkan nenek moyang kami kepada almarhum orang tua nya, patung itu merupakan peninggalan sejarah kerajaan Hindu, dilihat dari bentuknya,” terang Siagian.

Senada disampaikan G Sitompul, selain patung-patung purbakala, di sekitar kawasan juga ditemukan goa, yang dinamai Goa Hopong. Goa ini punya lorong yang panjang dan dalam. Dan antara patung dan goa memiliki keterikatan. Goa ini merupakan salah satu tempat persembunyian pada jaman penjajahan.

“Belum dapat diprediksi kedalaman goa yang dahulu sering dimasuki warga untuk mencari kotoran kelelawar yang digunakan sebagai pupuk,” ujar Sitompul.