Kesenjangan Teori dengan Implementasi Ilmu TI di Dunia Industri

Oleh : Doni Pinayungan | Praktisi TI | Direktur PT Koloni Karya Teknologi

Avatar
Doni pinayungan
(Doni Pinayungan, Praktisi TI PT Koloni Karya Teknologi)

Perguruan Tinggi saat ini sedang menghadapi lebarnya kesenjangan antara teori materi teknologi informasi yang diajarkan ke mahasiswa di kampus dengan kebutuhan nyata di dunia industri.

Adanya gap antara materi yang didapat dengan kebutuhan nyata di dunia industri tentunya menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk melakukan evaluasi bahan ajar yang diberikan dosen kepada mahasiswa.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para lulusan TI di dunia kerja, penguasaan ilmu yang dipelajari dan praktek-praktek nyata yang dilakukan sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk bisa bekerja sesuai bidang pendidikannya.

Perguruan Tinggi yang memiliki program studi teknologi informasi juga harus terus meng-upgrade materi pembelajaran terbaru untuk menghindari tertinggalnya kemampuan lulusan TI di dunia kerja.

Banyaknya tugas akhir atau skripsi mahasiswa TI yang hanya berdasarkan analisa dibandingkan dengan perancangan, menjadi bukti kurangnya kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmunya. Sebagai lulusan TI tentunya mahasiswa diharuskan mampu merancang sebuah sistem nyata yang berguna. Di poin ini dosen sebagai pengajar juga harus memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menciptakan produk TI.

Setiap tahunnya Indonesia memiliki lulusan sarjana TI tak kurang dari 400.000 orang. Mereka dihasilkan dari ratusan perguruan tinggi serta sekolah kejuruan program studi TI.

Sayangnya, mayoritas lulusan TI belum memenuhi kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan industri saat ini. Tapi apakah mereka sudah memenuhi syarat, belum. Hanya sedikit yang memenuhi syarat sebagaimana kebutuhan industri saat ini.

Padahal, kebutuhan terhadap SDM TI di Indonesia diperkirakan mencapai 200.000 orang per tahun. Jumlah tersebut akan terus bertambah, seiring perkembangan teknologi informasi yang kian pesat. Beberapa yang dibutuhkan misalnya SDM yang mampu menggarap bidang artificial intelligence dan back end developer.

Oleh karena itu, kampus harus berperan aktif dalam menyediakan berbagai sarana untuk menunjang keahlian lulusan TI. Baik dalam bentuk sarana pelatihan, sertifikasi, atau kegiatan yang mampu mendorong lulusan TI lebih kreatif menyalurkan bakatnya.