Bacaria.id, Taput – Harga beras lokal di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara mencatatkan harga tertinggi dalam sejarah.
Pantauan Bacaria.id, (31/10/2023) di beberapa toko beras di pasar tradisional Siborongborong dan Tarutung harga beras melambung tinggi hingga mencapai Rp 220.000/kaleng, dari harga normal sebelumnya Rp 190.000/kaleng. Di tingkat pedagang pengecer harga beras bahkan mencapai Rp 220.000 lebih/kaleng.
Untuk diketahui, sistem jual-beli beras di wilayah Tapanuli Utara pada umumnya menerapkan alat ukur kaleng, bukan timbangan. 1 kaleng beras jika dikonversi ke bentuk timbangan berkisar 16 kg. Itu artinya, harga 1 kg beras di Taput mencapai Rp 13.750/kg
Demikian halnya di beberapa tempat penggilingan padi di sejumlah desa, harga jual beras kepada konsumen juga mengalami kenaikan terbilang drastis di kisaran Rp 210.000-Rp 220.000/kaleng. Memasuki bulan November harga diperkirakan akan terus naik.
Pengusaha penggilingan padi mengaku terpaksa menaikkan harga jual beras karena harga gabah kering yang dibeli dari para petani telah mencapai Rp 80.000/kaleng.
Ironisnya, melambungnya harga beras di pasar tradisional dan penggilingan padi terjadi pada periode semester II tahun 2023. Sejumlah pengusaha kuliner (warung makan) di seputaran pasar tradisional Siborongborong mengungkapkan, kenaikan harga beras diawali pada bulan September 2022 dan terus merangkak naik hanya dalam hitungan bulan.
“Pada bulan September harga beras kami beli masih di kisaran Rp 200.000/kaleng. Tiba-tiba naik jadi Rp 220.000/kaleng,” kata H. Hutasoit, salah seorang pengusaha warung makan di Siborongborong.
Ia berharap Disperindag Taput agar segera melakukan operasi pasar karena ditengarai melambungnya harga beras tidak semata-mata dikarenakan naiknya harga jual gabah kering di tingkat petani, melainkan karena ulah para pedagang spekulan.
Hal sama disampaikan ibu rumah tangga di Tarutung K Br Lumbantobing. Dia mengaku membeli beras Rp. 220.000 / kaleng seminggu yang lalu. Padahal sebelumnya ibu tersebut membeli beras per kaleng masih Rp.190.000 hingga Rp. 200.000 / kaleng.
“Sebagai ibu rumah tangga kita berharap Pemerintah melakukan operasi pasar, pasalnya harga beras saat harganya sangat mahal, belum lagi untuk kebutuhan sehari – hari yang harus dipikirkan,” ujarnya.