Curi Start Kampanye, Baliho Caleg Mulai Menjamur di Taput

BacariaNews

Bacaria.id, Taput – Meski masa kampanye belum dimulai, masing-masing caleg dengan gencar melakukan berbagai sosialisasi kepada konstituen. Misalnya memasang baliho dari ukuran kecil sampai besar di berbagai tempat daerah pemilihan. Melakukan kunjungan langsung kepada masyarakat. Menghadiri kegiatan organisasi masyarakat ke daerah pemilihan dan sebagainya.

Candra Simanjuntak salah satu pemerhati sekaligus warga Tarutung (24/9/2023), mengatakan curi start yang dilakukan para caleg melakukan kampanye terselubung untuk mendapatkan simpati masyarakat tetap berlangsung. Khususnya para konstituen yang memiliki hak suara di daerah pemilihan. Para caleg sangat menyadari kalau kampanye yang dilakukan secara terselubung telah melanggar aturan yang telah ditetapkan dan tindak mencermin etika politik yang baik.

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Taput harus mengingatkan para calon legislatif (caleg) untuk tidak mencuri start kampanye. Hal itu disampaikan, lantaran sudah banyak baliho maupun banner yang terpampang di pinggir jalan wilayah Kabupaten Taput meskipun masa kampanye belum dimulai.

Dia mengatakan, kampanye sampai saat ini belum dimulai berdasarkan tahapan sekarang, terkait pencalegan masih pengajuan pengganti dan lain lain. Dia berharap para caleg tidak mencuri start masa kampanye agar tercipta suasana aman dan tertib.

Sama halnya disampaikan T Nababan warga Siborongborong, dimana soal pengawasan, Bawaslu Taput harus mengingatkan dan memberi himbauan baik kepada parpol maupun KPU agar jangan mengindahkan aturan yang ada sebagaimana maksudnya peserta pemilu dalam hal ini parpol juga ikut mengindahkan aturan yang sudah ada diantaranya jangan mencuri start.

Sampai sekarang partai politik belum berhasil melakukan pendidikan berpolitik yang baik. Apa itu kepada caleg maupun masyarakat,” ungkap Nababan. Salah satu peran partai politik yakni melakukan pendidikan berpolitik yang baik masih lemah. Padahal negara telah memberikan kontribusi dengan menyediakan dana kepada partai politik untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Kondisi ini mengapa masyarakat menjaga jarak dengan partai politik.

Lemahnya peran partai politik dalam memberikan pendidikan politik, masyarakat mendapatkan pendidikan berpolitik dari media, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya. Jadi. Kalau pun ada masyarakat yang memiliki hubungan dengan partai politik bukan karena kedekatan tetapi kemampuan membayar kepada partai politik. Cara-cara ini muncul muncul sikap apatis dengan tidak memberikan suara pada hari pemilihan.