Bupati Maya Hasmita Safari Ramadan: Merawat Sejarah, Menjalin Kebersamaan

Bacaria.id, Labuhanbatu – Bupati Labuhanbatu, dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.OG, M.KM, bersama jajaran Pemerintah Kabupaten, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kementerian Agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Karang Taruna, Baznas, MUI, serta berbagai organisasi masyarakat, menggelar Safari Ramadan di Masjid Sultan Adil Bidar Alamsyah, Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir, Sabtu (23/3/2025).

Safari Ramadan ini menjadi ajang silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat serta upaya merawat nilai-nilai sejarah dan kebersamaan di Labuhanbatu.

Dalam sambutannya, Bupati Maya Hasmita menekankan pentingnya menjaga warisan budaya dan religius yang ada di daerah tersebut.

“Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga bagian dari sejarah peradaban Islam di Labuhanbatu. Sebagai generasi penerus, kita bertanggung jawab untuk tidak hanya menjaga fisiknya, tetapi juga merawat nilai kebersamaan dan gotong royong yang diwariskan para pendahulu,” ujar Bupati.

Sebagai simbol kesinambungan kebaikan, Bupati bersama Forkopimda menanam pohon kurma di halaman masjid.

“Semoga pohon ini tumbuh subur dan menjadi pengingat bahwa setiap kebaikan yang kita tanam hari ini akan menjadi berkah bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Maya Hasmita dan Kedekatan dengan Masyarakat

Safari Ramadan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Labuhanbatu, Ridwan Dalimunthe, menilai kehadiran Bupati dalam acara ini mencerminkan kepemimpinan yang dekat dengan masyarakat.

“Beliau selalu hadir di tengah rakyat, mendengar langsung aspirasi mereka. Kehadiran beliau di masjid bersejarah ini menunjukkan komitmen untuk merawat nilai budaya dan keagamaan,” kata Ridwan.

Ia juga mengajak generasi muda, khususnya Karang Taruna, untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan melestarikan nilai gotong royong.

Masjid Sultan Adil Bidar Alamsyah: Warisan Sejarah Islam di Labuhanbatu

Masjid Sultan Adil Bidar Alamsyah, yang berdiri sejak 1921, merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Bilah. Arsitektur Melayu terlihat jelas dari struktur bangunan, termasuk 24 jendela kayu di bagian depan dan samping serta 12 tiang kokoh yang menopang bangunan.

Sebagai salah satu pusat perkembangan Islam di masa lalu, masjid ini menjadi saksi perjalanan dakwah dan kebersamaan umat Islam di Labuhanbatu.

Dengan kegiatan Safari Ramadan ini, pemerintah daerah berharap kesadaran akan pentingnya merawat sejarah dan menjaga kebersamaan terus tumbuh di tengah masyarakat.(MC)