BPODT Gandeng Kopi Setara Gali Potensi Atraksi Wisata Alam dan Petualangan di Danau Toba

BacariaNews

Bacaria.id, Toba – Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) bekerja sama Kopi Setara (Koperasi Sentra Wisata Alam Nusantara) melakukan survei dan riset pemetaan objek untuk menggali dan mengembangkan potensi wisata alam dan petualangan yang ada di kawasan Danau Toba, terfokus di wilayah Toba Caldera Resort (TCR) yang tertuang dalam Memori of Understanding (MoU) antara BPODT dan Kopi Setara pada tanggal 18 September 2024 lalu.

Hal ini di sampaikan Direktur Utama (Dirut) BPODT, Jimmy Panjaitan di dampingi Direktur Pemasaran Wahyu Dito, kepada wartawan di TCR, di sela survei pemetaan titik objek atraksi wisata alam dan petualangan oleh Tim Kopi Setara.

“Kegiatan survei ini merupakan awal kolaborasi sekaligus mendukung program BPODT dalam pengembangan produk wisata eco-adventure ” Trails Of The Kings” sebagai konsep baru menjadikan Kawasan Danau Toba menjadi single destination, yang meliputi 8 kabupaten di Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba,” ujar Dirut Jimmy Panjaitan, Sabtu (02/11/2024).

Menurut Jimmy, program yang dilakukan merupakan salah satu upaya BPODT agar wisatawan terus kembali datang ke Danau Toba untuk mencoba berbagai atraksi dan daya tarik wisata yang ditampilkan di dalam produk wisata yang ada dalam paket Trail Of The Kings.

“Program ini sekaligus mendukung status Geopark Kaldera Toba sebagai anggota dari UNESCO Global Geopark dimana output dari kerjasama ini adalah produk paket wisata terdiri dari berbagai aktivitas petualangan sambil menikmati keindahan alam yang dirancang untuk menghubungkan dengan 8 kabupaten, 16 geosite, 33 geopoint, puluhan desa wisata, ratusan cagar budaya dan seluruh landmark utama di kawasan Danau Toba,” ungkap Jimmy.

Kerjasama dengan Kopi Setara di awali dengan survei dan pemetaan lokasi atraksi dimana mencari beberapa titik yang sesuai terutama di TCR seperti paket wisata trekking ke Sigapiton dan daerah yang lain di sekitar TCR, amenitas, camping ground dan spot paralayang.

“Kita berusaha membuat branding dan narasi baru di Kawasan Danau Toba sebagai episentrum kegiatan atraksi luar ruangan atau outdoor activity kelas dunia,” lanjutnya.

Selain itu program ini disebut Jimmy merupakan bagian dari dukungan mensukseskan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2025-2029 DPSP Danau Toba untuk pengembangan ekosistem dan destinasi kepariwisataan.

“Kegiatan ini mendukung secara holistik 6A kepariwisataan (attractions, accesibilities, amenities, available packages, activities, ancillary services) guna mewujudkan quality & sustainable tourism.” lanjut Jimmy.

Ketua Kopi Setara, Eko Binarso, membenarkan survei yang dilakukan berdasarkan nota kesepahaman dengan BPODT yang di tindaklanjuti dengan mengidentifikasi potensi yang ada di Danau Toba khusus di TCR untuk dikembangkan sebagai usaha wisata alam dan petualangan.

“Selama 4 hari kita lakukan survei mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk berbagai atraksi wisata alam dan petualangan di beberapa objek seperti Huta Ginjang, TCR dan Sigapiton, dan hasilnya akan kita laporkan untuk direkomendasikan kepada pihak BPODT agar ditindaklanjuti,” kata Eko.

Dalam kegiatan survei dari pihak BPODT turut hadir Direktur Pemasaran Pariwisata Wahyu Dito dan staf, Kadiv Pemasaran Pariwisata Nusantara Barry Tampubolon, Kadiv Komblik Nelson Lumbantoruan dan

Sedangkan dari pihak Kopi Setara, selain Ketua, turut hadir pelaku usaha udara (Lodewijk Rainier Korua dan Salwa A R N ), pengembangan SDM pariwisata (Mulyanto) dan wisata perairan (Simson Panjaitan).

(Feri)