Bacaria.id, Tapteng – Malang nasib Rahmad Pasaribu Balita 2 tahun, warga lingkungan I Kelurahan Tano Ponggol, Kecamatan Sarudik, Tapanuli Tengah Sumatra Utara. Jika bocah seusianya sedang asyik bermain dengan teman sebaya, namun ia justru tergolek lemah di pangkuan ibunya Nita Yanti Siregar.
Rahmad, begitu dia disapa, setiap hari sejak dilahirkan hanya bisa tidur di terbaring di rumah mereka yang terbuat dari papan yang di berikan untuk mereka tinggali dari Orangtuanya. Tubuhnya ringkih, suaranya parau dan sesekali menangis tanpa alasan jelas.
Saat ditemui wartawan di rumahnya, pada Senin (20/11/2023), Rahmad mengenakan kaos bergambar warna kuning muda dipadu celana panjang dengan warna putih. Seperti biasa, ia terkulai lemah bersandar pada badan ibunya.
Rahmad yang mendiami rumah papan berukuran 4x 6 meter. Rumah panggung berdinding kayu yang sudah mulai lapuk. Atap rumah yang tanpa plafon, menambah kesan kumuh terhadap rumah yang tepat berada 30 meteran dari pinggir jalan lintas Sumatra.
“Sudah sejak lahir sudah tidak normal kondisinya,” ujar Lolita orang tua Rahmad.
Selain gizi buruk yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan anak atau stunting, penderitaan Rahmad tidak sampai disitu saja. Kondisi ekonomi keluarga yang juga menjadikan pengurusan dan pengobatan balita ini tidak teratur, dimana ayah Rahmad hanya bekerja sebagai nelayan musiman yang berpenghasilan si bawah kata cukup.
“Bapak kandungnya namanya Mayudin Pasaribu, kerja sebagai Nelayan,” ujar Lolita Yanti Siregar .
Lolita juga menyatakan kalau bantuan pemerintah sudah mereka dapatkan tiap bulan seperti roti untuk Rahmad dan telor yang di berikan oleh pihak Kelurahan setiap bulannya dan juga dari Puskesmas mendapatkan Imunisasi.
“Ada juga makanan tambahan di kasih orang puskesmas kalau ada pas imunisasi,” ujar nya.
Selain Rahmad, ternyata di lingkungan ini juga ada anak lain penderita kurang gizi tak jauh dari kediaman Keluarga ini, yaitu Lusiana anak usia 2 tahun dari Pasangan Johannes Siregar dan Silvi.
Silvi bercerita kalau anaknya sejak lahir, sudah mengalami sakit. Makanya perkembangan pertumbuhan anak se usia Lusiana agak terlambat.
“Kita dapat makanan tambahan kalau ikut imunisasi sekali sebulan di rumah Ibu Kepling,” ujar Silvia si rumah nya yang terbuat dari Papan .
Kelapa Lingkungan I Tano ponggol Sinta Naibaho saat di Konfirmasi membenarkan bahwa ada 2 keluarga di lingkungan nya yang menderita kurang gizi.
“Ia, ada warga kita di lingkungan ini 2 anak kurang gizi, dan memang agak lambat lah pertumbuhannya,” ujar Sinta.