Becak Dayung di Pemalang Berada di Ujung Kepunahan

BacariaNews

Bacaria.id, Pemalang – Becak adalah transportasi massal yang ramah lingkungan, dengan roda 3 sebagai pendorong berjalannya laju kendaraan yang terbuat dari besi dan kayu tersebut, Keberadaan Becak yang pernah mengalami masa kejayaannya dari sebelum Republik ini merdeka sampai era 90 -an, kendaraan yang menggunakan tenaga manusia ini, keberadaannya sekarang hampir punah, tergilas oleh kemajuan transportasi modern ojek online.

Kata Becak sendiri menurut beberapa sumber berasal dari bahasa Cina Hokkien yaitu Bechia yang artinya kereta kuda.

Jadi Becak adalah salah satu alat transportasi beroda tiga yang umum di temukan di Indonesia dan sebagian Asia. Becak sangat berbeda dengan alat transportasi pada saat ini, karena cara pengemudi becak mengemudikan becak dengan cara manual atau di gowes dengan kaki layaknya menggowes sepeda.

Pada umumnya becak hanya bisa di tumpangi atau berkapasitas dua sampai tida orang saja, disamping juga untuk memuat barang dagangan atau hasil kebon seperti Jagung dan singkong.

Masuknya Becak ke Indonesia pertama kali pada awal abad-20, digunakan para pedagang Tionghoa untuk keperluan mengangkut barang.

Lalu Becak terus berkembang di Indonesia dan di jadikan alat transportasi umum, akan tetapi sekarang keberadaan becak sudah semakin tersingkirkan dengan adanya kemajuan zaman yang terus berkembang dengan adanya ojek online.

Perkembangan Becak

Setelah berkembang di Batavia (Jakarta), kemudian berkembang ke Surabaya pada tahun 1940 (dikutip dari Jawa Shimbun halaman 6) terbitan 20 Januari 1943 menyebutkan, becak diperkenalkan dari Makassar ke Batavia akhir 1930-an. Pasca perang dunia 1, ketika jalur dan moda transportasi kian berkembang, becak tetap bertahan.

Bahkan becak menjadi transportasi yang menyebar hampir di seluruh Indonesia, Pada pertengahan hingga akhir 1950-an ada sekira 25.000 hingga 30.000 becak di Jakarta.

Jumlah becak membengkak dan pada tahun 1966 jumlah becak mencapai 160.000 unit, dan ini merupakan jumlah tertinggi dalam sejarah transportasi becak.

Di kabupaten Pemalang becak masih mudah dijumpai, walaupun sekarang jumlahnya cenderung berkurang.

Abdullah (65) seorang pengayuh becak di Pemalang kota, merupakan salah satu penarik becak yang masih bertahan, menurutnya penghasilan menarik becak sekarang sudah tidak bisa diandalkan.

“Jika saya masih muda, pekejaan menarik becak saya tinggalkan, karena tidak bisa diharapkan lagi buat dapat uang setiap hari,” tuturnya pada awak media, Jumat (22/9/2023)

Semoga becak yang kata nya armada angkutan wong cilik ,tetap lestari, sebagai alat transportasi yang sangat melegenda dan bebas polusi.