Kerupuk Rengginang Pemalang Alami Lonjakan Pemesanan Jelang HUT RI

BacariaNews

Bacaria.id, Pemalang – Salah satu oleh-oleh khas Kota Pemalang pusat produksinya adalah di Kampung Mengoneng, Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang Kota, Kabupaten Pemalang Jawatengah, adalah kerupuk Rengginang.

Cemilan berbahan dasar beras ketan dengan campuran berbagai macam Rempah-Rempah ini, eksistensinya Tak pernah pudar di telan jaman.bSemakin mendekati hari kemerdekaan 17 Agustus 2023 nanti, semakin banyak pula diburu oleh warga cemilan kerupuk Rengginang ini, salah satu alasannya adalah buat sajian teman minum kopi pada saat malam wungon peringatan hari kemerdekaan nanti dan jamuan untuk tamu dari luar kota Pemalang.

Pembuat kerupuk rengginang di kampung Mengoneng, Kelurahan Bojongbata ini , salah satunya sekaligus mendominasi produksi serta penjualannya adalah Nurhayati, wanita 50 tahun ini merupakan pembuat Kerupuk rengginang generasi ke -3 dalam keluarganya sebagai pewaris tradisi produsen kerupuk rengginang.

Dirinya mengaku sudah 20 tahun lamanya membuat olahan kerupuk Rengginang dengan Dua varian rasa yaitu Manis dan Original. Saat ditemui tim Bacaria.id pada Jum,at ( 4/8) di rumahnya RT 03/ RW 04 kampung Mengoneng, Kelurahan Bojongbata, Pemalang kota.

Dirinya mengaku membuat kue rengginang sejak tahun 2003 silam, tadinya membuat kerupuk rengginang hanya untuk dimakan sendiri dan dibagi-bagi ke tetangga.

“Lama kelamaan banyak tetangga yang memesan karena menurut mereka rasanya gurih dan renyah,” imbuhnya.

Ira (45) merupakan salah satu penjual bakul kerupuk rengginang bikinan Nurhayati, yang setiap hari mengambil atau istilahnya kulakan untuk di jual kembali ke para pembeli di pasar dan berkeliling kampung.

“Saya menjualnya Rp.35 ribu untuk satu kilo rengginang, kalau lagi ramai bisa habis 20 kilo dalam sehari saya keliling,” katanya.

Menurut Nurhayati ada dua varian rasa Kerupuk rengginang buatannya, yaitu rasa manis dan original, akan tetapi kerupuk rengginang rasa original paling banyak disukai oleh para pelanggannya.

Dalam satu bulan selama ini rata-rata Nurhayati bisa menghabiskan 3 kwintal beras ketan sebagai bahan dasar kerupuk rengginang,

“Saya pakai beras ketan import Thailand kalau pakai beras lokal hasilnya pecah” jelasnya.

Menurut penuturanya rengginang yang di produksinya sudah sampai keluar kota bahkan sampai ke pulau Sumatra dan Sulawesi,

“Kalau Lebaran rengginang dari sini dibawa sama orang Lampung dan Manado buat oleh-oleh,” tutupnya.