Daerah  

Wisata Kampung Nenas Diduga Modus Untuk Gerogoti Anggaran

BacariaNews

Bacaria.id, Taput – Dua tahun sudah berlalu setelah Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara meresmikan objek wisata desa wisata kampung nenas yang terletak di Desa Onan Runggu I Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Namun objek wisata kampung nenas ini terkesan tidak terurus dan terabaikan.

Faktanya hasil investigasi Bacaria.id, wisata kampung nenas ini di tumbuhi ilalang dan sampah berserakan dimana mana menambah memperihatinkan, diduga menjadi tempat anak muda dalam pesta miras dan maksiat, karena di salah satu bangunan terdapat botol minuman keras berserakan.

Menurut warga sekitar Desa Onan Runggu l K.Simanjuntak bahwa sejak peresmian, wisata kampung nenas terkesan terabaikan.

“Sejak di resmikan oleh Pemkab Taput, tempat ini minim perawatan. Dan orang yang berkunjung juga tidak ada,” ungkapnya.

Tambah Simanjuntak, wisata kampung nenas ini sia-sia dan hanya penghamburan uang negara.

Simanjuntak juga menjelaskan bahwa Wisata kampung nenas tersebut tidaklah berdampak positif bagi perekonomian khususnya masyarakat Desa Onan Runggu l dan umum untuk Kabupaten Tapanuli Utara.

Ketika saat wawancara di kampung wisata Nenas, Bacaria.id, ini menanyakan efek kampung nenas terkait dampak positif bagi perekonomian masyarakat Kecamatan Sipahutar?

“Sama sekali tidak ada dampak positifnya, malah yang ada merugikan,” ujarnya. Hal itu bukan tanpa sebab, karena setelah dibangun wisata kampung nanas tidak pernah ada mendatangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Obyek wisata terbaru ini di bangun di atas areal seluas 2 hektar sistim pinjam pakai selama 20 tahun. Dan akan di kelola langsung oleh Dinas Pariwisata Taput. Upaya meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana, pemerintah menggelentorkan anggaran hingga Rp.1,5 miliar. Yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus 2021.

Di lokasi, sejumlah sarana dan fasilitas telah di bangun. Di antaranya jalur pejalan kaki senilai Rp.400 juta, pembangunan gedung plaza kuliner Rp.575 juta, pembangunan area pengunjung Rp.369 juta. Dan penataan lansekap Kampung Nenas senilai Rp.204 juta.

Saat dihubungi Kepala Dinas Pariwisata Sasma Situmorang mengenai biaya perawatan objek wisata tersebut mengatakan sedang mengikuti rapat.

Kabupaten Tapanuli Utara adalah kabupaten yang lebih dikenal dengan wisata rohani tetapi beberapa tempat wisata banyak yang dianggap gagal seperti, Salib Kasih dan Huta Ginjang Muara, Kampung Nenas, Munson Liman hanya seremonial saja.

Ditempat yang sama salah satu pemerhati pembangunan di Taput Sufartono Hutabarat Taput meminta kepada Pemkab Tapanuli Utara agar segera membenahi wisata kampung Nanas yang terkesan ditelantarkan dan meminta aparat penegak hukum agar menindak lanjuti informasi dan pemberitaan ini sebab tidak menutup kemungkinan bahwa dalam pembangunan kampung nenas adanya dugaan praktik korupsi.