Bacaria.id, Medan – Tokoh Nasional dan Penasehat APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) Sumut Bunda Indah mengatakan karya anak bangsa harus didukung seluruh elemen masyarakat.
“Kegiatan seperti ini saya dukung, bahkan kita rencanakan acaranya lebih besar lagi di Jakarta bersama desainer-desainer dari Sumut, mohon doanya, para pengusaha harus ikut mendukung demi bangsa dan negara Indonesia. Saya siap jadi sponsor, kita harus kerja dengan kompak, kita jangan jadi penonton tapi harus saling mendukung. Membangun bangsa tanpa kolaborasi hancur,” tegas Bunda Indah saat menutup kegiatan SFW 2023 di Sun Plaza Medan, Minggu (19/11).
Ketua APPMI Sumut Yuni Pohan mengucapkan terimakasih kepada seluruh yang terlibat dalam SFW 2023 ini dan mengaku terharu atas perhatian dan kehadiran undangan. “Saya sangat terharu dan ke depannya kita bisa berkolaborasi. Kegiatan Sumut Fashion Week ini sebagai wadah bagi fashion industri di Kota Medan dan di Sumut.” ucap Yuni Pohan. Hadir dalam penutupan SFW itu, Ketua Dekranasda Humbahas Ny Lidia Dosmar Banjarnahor, Dumasi Samosir (Sinar Mas) dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Dalam penutupan itu, ada pertunjukan seni “Tortor Horas Bangso Batak” dari Humbang Hasundutan dengan personilnya Anisa Lahagu, Desi Tambunan, Eska purba, Dian Hutasoit, Intan Lumbangaol dan Putri Lavinsia Lumbanbatu membuat para undang dan desainer terhibur.
Batak selalu bereksplorasi dan beradaptasi. Ulos dimodifikasi menjadi berbagai bentuk dan motif. Terkadang menjadi baju. Menjadi jas. Menjadi hiasan. Dan masih banyak lagi. Sering ditempelkan motifnya ke berbagai pakaian, termasuk kipas seperti dalam tari kreasi ini.
Tortor itu menjelaskan bahwa Batak sangat kaya simbol. Simbol dibuat dalam bentuk warna merah, putih, hitam. Artinya keberanian, kesucian, dan kepemimpinan. Simbol itu juga tertuang dalam Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu ini menjadi segitiga penopang kehidupan Batak. Segitiga itu menjadi kekuatan. Batak memang penuh makna dan filosofi. Maka, ulos dihadirkan dalam banyak bentuk motif. Setiap motif dalam ulos itu menjadi kekayaan makna. Semua motif dan jenis itu punya tujuan. Bahasa ulos Batak adalah bahasa filosofis. Tari ini akan menjadi visualisasi sederhana dari falsafah Batak yang kompleks. Adapun Koreografer tari Hesty Lase, Dengan Vokalis music Dorman Manik, Alsant Nababan, dan Pay Siburian serta Penulis lagu dari Yayasan Del.
Banyak pertunjukan fashionshow dalam acara penutupan itu termasuk didalamnya penampilan APPMI Sumut X Kabupaten Humbang Hasundutan dan Humbang Kriya X Haze Be Wear.