Bacaria.id, Doloksanggul – Diperkirakan sejak tahun 2018 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), berubah nama menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Yang mana Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh satuan kerja perangkat daerah atau unit satuan kerja perangkat daerah pada satuan kerja perangkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan Pengelolaan Keuangan Daerah pada umumnya atau pengelolaan keuangan yang bersifat Mandiri.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pendapatan daerah.
Namun, walau sudah satu periode lebih RSUD berganti nama menjadi BLUD, selama itu pula tak begitu terlihat adanya perubahan yang signifikan dari pengelolaan dan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, serta pendapatan atas pengelolaan keuangan yang bersifat mandiri dan fleksibel tersebut. Sebab, ” suara-suara sumbang” masih saja terdengar keluar dari dalam gedung yang memberikan kesembuhan dan keselamatan bagi hajat hidup orang banyak.
Semisal, “suara sesak” para petugas medis yang mengabdikan diri melayani dan merawat para pasien, mengaku belum menerima hak nya berupa jasa medis selama berbulan-bulan bahkan telah melewati bulan kemeriahan yaitu Bulan Natal dan Tahun Baru 2024 tak kunjung diterima yang bersangkutan.
Mendapati informasi tersebut, pihak BLUD Doloksanggul melalui Kepala Subagian (Kasubbag) Keuangan BLUD, Heleston Sibarani yang dikonfirmasi awak media Selasa, (27/02/2024) kemarin membenarkan situasi dimaksud.
Heleston menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran jasa medis ke para tenaga kesehatan dikarenakan kondisi keuangan di Rekening BLUD masih Kosong , sebab pembayaran berdasarkan pendapatan yang masuk, maka dari itu pembayaran lebih diprioritaskan kepada pelayanan pasien, seperti pembayaran obat-obatan kepada perusahaan penyalur.
“Kalau kita terlambat bayar obat ke perusahaan jadi nya di Close (tutup) penyaluran obat, padahal pasien membutuhkan itu. Selain itu, subsidi APBD terus meningkat,”jawabnya.
Sambung Dia lagi, “Yang pasti bila dana tersedia, karena pembayaran jasa dari sumber pendapatan BLUD, itu semua akan segera kita bayarkan,” katanya.
Dirinya berharap, sekiranya BLUD dibantu dari subsidi APBD Humbang Hasundutan untuk menutupi kebutuhan operasional. Sebab menurut dia, pendapatan BLUD sudah dibebankan untuk segalanya sehingga dinilai tidak cukup.
Ditanya soal berapa lama keterlambatan pembayaran jasa medis terjadi, serta nominal tunggakan yang akan dibayarkan, Heleston mengaku bahwa itu sudah berlangsung selama 5 Bulan, dengan nilai hutang sebesar Rp. 5 M.
Disinggung kembali terkait Rencana Kerja Tahun yang telah disusun sebelum nya, dimana didalam nya terdapat rencana kerja Anggaran 2024, tentu situasi dimaksud tidak mungkin terjadi atau meleset dari yang direncanakan. Heleston lagi -lagi menjawab bahwa menurut nya hal itu sudah di notakan ke Bupati guna mencari solusi yang tepat.
Herannya, mengutip konfirmasi media yang difasilitasi oleh Kepala Dinas Kominfo Humbahas, Frans Batara Siregar, menyebutkan bahwa Direktur RSUD Doloksanggul atau BLUD dr. Happy Suranta Depari justru mengaku tidak ada mengalami defisit anggaran. Dirinya menuturkan, semua anggaran yang dikelola mulai dari operasional tetap berjalan. Dan itu, dapat dilihat dari sisi pelayanan kepada pasien tidak ada mengalami kendala.
“Tidak ada defisit Pak, semua operasional RSUD sampai saat ini berjalan, sehingga tidak ada kendala pelayanan kepada pasien,” kata Happy menjawab pertanyaan media yang diteruskan Kepala Dinas Kominfo FransbbBatara Siregar via WhatsApp, Selasa kemarin (27/02/2024).
Ironisnya saat disinggung soal jasa medis yang belum dibayar, Happy justru enggan menjawab.
“Belum ada jawaban lae, beliau mengaku sibuk,” ujar ahli keuangan itu.