Daerah  

Langkah Kak Seto Menjadi Pemantik Semangat LPAI Labuhanbatu Lindungi Anak-Anak Terlantar

Bacaria.id

Bacaria.id, Labuhanbatu — Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Dr. Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, memberikan apresiasi tinggi terhadap program pembinaan anak yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur H. Dedi Mulyadi.

Program tersebut dianggap sebagai terobosan penting dalam pembentukan karakter anak-anak Indonesia, khususnya anak-anak yang tergolong berisiko tinggi (anak nakal atau terlantar).

Menurut Kak Seto, pelibatan aktif berbagai instansi seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, dan Dinas Kebudayaan serta keterlibatan TNI melalui Rindam III/Siliwangi dalam pelatihan karakter anak, menunjukkan komitmen serius negara dalam perlindungan dan pembinaan generasi muda.

Dalam kunjungannya ke barak pelatihan militer, Kak Seto menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak melanggar hak anak, melainkan justru memenuhi hak-hak mereka.

“Anak-anak ini dibina bukan untuk menjadi militer, tetapi untuk ditanamkan semangat cinta tanah air, disiplin, serta nilai-nilai kebangsaan. Mereka mendapat pendidikan, pengasuhan, dan kasih sayang yang mungkin tidak mereka temukan di rumah atau sekolah,” tegas Kak Seto.

Respon LPAI Labuhanbatu: Terinspirasi, Bergerak Nyata

Menanggapi hal tersebut, Selasa 13 May 2025 LPAI Kabupaten Labuhanbatu menyatakan bahwa apa yang dilakukan Gubernur Dedi Mulyadi layak menjadi contoh bagi kepala daerah lain, khususnya di wilayah Sumatera Utara.

Sekretaris LPAI Labuhanbatu, Zahra Nasution, menyampaikan bahwa inisiatif tersebut menjadi pemicu semangat baru bagi LPAI dalam membangun sistem perlindungan anak yang lebih komprehensif di Labuhanbatu Raya.

“Kami sangat terinspirasi. Program seperti itu sangat efektif untuk membina anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih. Ini juga menjadi alarm bagi pemerintah daerah agar lebih serius memperhatikan hak-hak anak,” ujarnya.

Ketua LPAI Labuhanbatu, Agun Noto, S.Kom, menambahkan bahwa di wilayahnya, pihaknya pada Tahun 2019 merencanakan Pembangunan Rumah Aman, Alhamdulillah Tahun 2020  Rumah Aman berhasil kita bangun walau kondisinya belum cukup layak tetapi kita buat yang terbaik dan maksimalkan, sebagai tempat perlindungan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga bermasalah, korban kekerasan, maupun yang hidup terlantar.

“Kami menerima anak-anak dari latar belakang beragam. Ada yang ditelantarkan orang tuanya, ada yang berasal dari keluarga dengan kondisi sosial ekstrem, seperti anak yang dibawa oleh ibunya bekerja sebagai wanita penghibur. Ini sangat merusak mental dan masa depan anak.

SR kasus pencabulan yang dilakukan oleh pemuda berumur 19 tahun,JL kasus exploitasi yang dilakukan oleh Ayahnya, Al dan M.Hrp, RS. Ritonga yang terkena gizi buruk, ungkap Agun.

Rumah Aman: Harapan Baru bagi Anak Terlantar

Rumah Aman yang berlokasi di Kompleks Perumahan Padang Pasir, Kecamatan Rantau Selatan, menjadi tempat perlindungan sementara yang menyediakan kebutuhan dasar anak, seperti pendidikan formal, makanan bergizi, layanan kesehatan, dan pembinaan keagamaan.

Anak-anak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, diajarkan ilmu agama, beberapa dibina menjadi tahfiz Al-Qur’an, dan didaftarkan ke jenjang pendidikan sesuai usia mereka, mulai dari PAUD hingga SMP.

Namun demikian, pengelolaan rumah aman masih dilakukan secara swadaya.

“Kami tidak menerima anggaran rutin dari pemerintah. Semua biaya operasional bersumber dari dana pribadi pengurus. Kami berharap pemerintah daerah maupun perusahaan melalui dana CSR dapat membantu,” ujar Agun.

Ia menekankan bahwa perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab bersama, termasuk negara, masyarakat, dan pelaku usaha.

“Kami hanya perpanjangan tangan negara dalam memberikan hak-hak anak sesuai Konvensi Hak Anak PBB. Ada 10 hak dasar anak yang harus dijamin: identitas, pendidikan, perlindungan, bermain, rekreasi, kesehatan, makanan, status kewarganegaraan, partisipasi, dan kesamaan,” jelasnya.

Apresiasi Media dan Harapan Kolaborasi

Nuh Nasution, Ketua Relawan TERABAS dan juga Pemimpin Redaksi Hallo Sumut, menyatakan dukungannya terhadap upaya LPAI Labuhanbatu. Ia menilai LPAI sebagai lembaga yang benar-benar menjalankan tugasnya secara konsisten.

“Mereka berjuang tanpa pamrih. Bahkan rela mengorbankan dana pribadi demi melindungi anak-anak. Pernah dapat dana hibah satu kali, namun tidak berkelanjutan. Ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi Pemkab Labuhanbatu dan Pemprov Sumatera Utara,” ujar Nuh.

Ia mengajak media massa dan jurnalis lokal untuk ikut mengangkat isu-isu perlindungan anak, agar lebih banyak pihak membuka mata terhadap kondisi nyata di lapangan.

“Kami tidak tahu sampai kapan Rumah Aman bisa bertahan dengan kondisi sekarang. Maka kami mengajak semua pihak untuk ikut membantu. Masa depan anak-anak Labuhanbatu ada di tangan kita semua,” tutupnya.(MC)