Daerah  

Isu Beras Sintetis, Bulog Sibolga Angkat Bicara

BacariaNews

Bacaria.id, Tapteng – Maraknya isu adanya beredar beras berbahan plastik atau beras sintetis di tengah-tengah masyarakat akhir-akhir ini, Bulog Sibolga langsung angkat bicara dan nyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoax (Bohong).

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Cabang Pembantu Bulog Sibolga, Ahmad Fadli saat dimintai tanggapannya terkait maraknya isu adanya beras sintetis.

“Itu hoax, gak benar itu,” kata Ahmad saat ditemui Wartawan pada Rabu (18/10/2023).

Dirinya menyikapi isu beras sintetis itu masyarakat tidak lekas panik dan percaya terhadap informasi tersebut. Pasalnya, beras yang ada saat ini di gudang Bulog telah dipastikan aman karena sudah melalui Balai Karantina Pertanian.

Ahmad juga menuturkan bahwa ada 3 cara sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengenali beras asli atau beras palsu (sintetis).

“Pertama uji hancur, apabila beras mudah dihancurkan, berarti beras tersebut asli. Namun apabila beras sulit dihancurkan berarti beras tersebut dapat terindikasi palsu. Kedua uji leleh, apabila beras meleleh ketika dibakar, berarti beras tersebut palsu. Namun apabila beras tersebut tidak meleleh dan langsung terbakar, hal itu mengindikasikan beras tersebut asli. Ketiga uji terapung, apabila beras yang diuji tersebut terapung beras tersebut palsu, namun apabila beras tersebut tenggelam, hal itu berarti beras tersebut asli,” ujar Ahmad.

Sebelumnya, Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) menegaskan kabar yang menyebut beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mengandung plastik merupakan hoaks.

“Sudah 27 tahun saya bekerja di Bulog, belum pernah melihat beras plastik itu seperti apa. Di Bulog tidak pernah ada beras plastik atau beras sintetis,” ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut, Arif Mandu di Gudang Bulog Baru (GBB) Pulo Brayan Darat I, Medan, Rabu (11/10/2023).

Arif melanjutkan, beras Bulog yang ditujukan untuk Program SPHP sudah melalui serangkaian pemeriksaan sebelum disalurkan ke masyarakat. Beras-beras yang didatangkan dari beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan dan Kamboja itu telah dicek oleh Balai Karantina Pertanian dan PT Sucofindo.

Selain itu, beras-beras tersebut juga diperiksa di laboratorium, salah satunya milik Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Medan.

“Hasilnya semua ‘clear’, tanpa masalah,” kata Arif.