Bacaria.id, Labuhanbatu Utara – Perubahan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menuntut dunia pendidikan untuk beradaptasi. Namun, tidak semua sekolah memiliki kesiapan yang sama, terutama sekolah di daerah yang masih terbatas dalam infrastruktur digital. Menjawab tantangan tersebut, tim dosen Universitas Labuhanbatu dari Fakultas Sains dan Teknologi melakukan inovasi melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan membangun website dan platform e-learning untuk dua sekolah mitra, yakni SMK Swasta Karya Mandiri Na IX-X dan SMK Swasta Dwi Guna Kampung Pajak, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Program ini digagas oleh tiga dosen, yaitu Irmayanti, S.Si., M.Pd., Masrizal, M.Kom., dan Ali Akbar Ritonga, M.Kom. serta melibatkan mahasiswa. Kegiatan diikuti oleh 20 guru dan 35 siswa sebagai peserta inti, dengan serah terima program diterima langsung oleh M. Ambran Ritonga, S.Pd. (Kepala SMK Swasta Karya Mandiri) dan Lisa Handayani, S.Pd. (Kepala SMK Swasta Dwi Guna).

Irmayanti, S.Si., M.Pd selaku ketua tim PKM mengatakan bahwa kedua sekolah mitra masih menghadapi kesenjangan digital. Hingga tahun 2025, belum tersedia website sekolah yang aktif maupun platform pembelajaran daring. Akibatnya, informasi sekolah terbatas pada komunikasi konvensional, dan proses belajar sulit beradaptasi saat kondisi darurat seperti pandemi.
“Selain itu, literasi digital guru dan siswa masih rendah. Hanya sekitar 30% guru yang terbiasa menggunakan TIK untuk pembelajaran, sementara siswa lebih banyak memanfaatkan perangkat digital untuk hiburan, bukan pendidikan,” ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, tim dosen Universitas Labuhanbatu merancang program pembangunan website sekolah, pengembangan e-learning berbasis Moodle/Google Classroom, serta pelatihan digitalisasi konten pembelajaran.
Kegiatan PKM ini dirancang melalui beberapa tahapan utama:
1. Pembangunan Website Sekolah: Tim membangun website resmi untuk kedua sekolah, yang berfungsi sebagai pusat informasi, publikasi kegiatan, dan sarana komunikasi dengan masyarakat.
2. Pengembangan E-Learning: Platform e-learning berbasis Moodle/Google Classroom dirancang agar guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran daring maupun hybrid, termasuk fitur tugas, kuis, dan forum diskusi.
3. Pelatihan Guru dan Siswa: Pelatihan literasi digital dilaksanakan dengan metode hands-on training. Guru dilatih mengelola kelas digital, membuat konten ajar multimedia, serta memanfaatkan aplikasi pendukung seperti Canva, Google Workspace, dan PowerPoint interaktif. Sementara siswa dilatih menggunakan LMS untuk belajar mandiri.
4. Digitalisasi Konten Ajar: Sebanyak 20 guru dari kedua sekolah didampingi untuk menghasilkan konten pembelajaran digital. Targetnya minimal satu konten multimedia per guru yang dapat diunggah ke platform e-learning.
5. Pendampingan dan Evaluasi: Tim dosen bersama mahasiswa melakukan pendampingan teknis, pemantauan, dan evaluasi agar sistem yang dibangun dapat berfungsi optimal.
“Melalui kegiatan PKM ini kiranya mampu meningkatkan kompetensi digital guru dan siswa, memperkuat identitas digital sekolah, serta menyediakan media pembelajaran modern yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Irmayanti.
Menyambut baik inovasi yang disampaikan tim PKM, Kepala SMK Swasta Karya Mandiri, M. Ambran Ritonga, S.Pd., menyatakan bahwa program ini menjadi langkah maju bagi sekolahnya.
“Selama ini kami menghadapi kendala besar dalam pemanfaatan teknologi. Dengan adanya website dan e-learning ini, sekolah kami akhirnya memiliki wajah digital yang bisa diakses masyarakat luas,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala SMK Swasta Dwi Guna, Lisa Handayani, S.Pd.
“Program ini bukan hanya memberikan fasilitas, tapi juga keterampilan. Guru kami kini lebih percaya diri membuat materi ajar digital, dan siswa lebih terarah menggunakan teknologi untuk belajar, bukan sekadar hiburan,” ucapnya.
Masrizal, M.Kom., tim dosen Universitas Labuhanbatu menambahkan bahwa PKM ini dirancang berbasis solusi nyata, tidak hanya membangun sistem, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia agar mampu mengelola teknologi secara berkelanjutan.
“Meningkatkan literasi digital guru dan siswa, mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Mengembangkan infrastruktur digital sekolah, selaras dengan SDG 9: Inovasi dan Infrastruktur. Mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, khususnya IKU 2, IKU 3, dan IKU 7. Memperkuat identitas digital sekolah, sehingga lebih dikenal masyarakat dan calon siswa. Menumbuhkan budaya digital berkelanjutan melalui keterlibatan langsung guru dan siswa,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ali Akbar Ritonga, M.Kom tim PKM berharap, model digitalisasi sekolah ini dapat direplikasi di sekolah-sekolah lain di Labuhanbatu dan sekitarnya.
“Investasi terbaik bagi pendidikan adalah membekali guru dan siswa dengan keterampilan digital. Inilah modal penting untuk mencetak generasi yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di era digital,” tandasnya. (Red)