Bacaria.id, Pemalang -Pembuatan Bubur Cadil sekarang sudah semakin sulit di temukan di Kabupaten Pemalang, karena mudahnya mendapatkan makanan yang sudah matang dijual di banyak toko makanan atau kue.
Bubur cadil sendiri merupakan jajanan Khas tradisional kota dengan julukan Nasi Grombyang yaitu Kota Pemalang, dimana keberadaanya sejak jaman dulu sudah ada banyak di kenal dan dinikmati masyarakat pesisir pantai utara pulau Jawa ini, Proses pembuatanya juga diajarkan secara turun temurun antar generasi.
Proses pembuatan kudapan tradisional dengan rasa manis nyetak (manis sekali) ini, kecermatan serta ketelitian dalam takaran bumbu dan waktu pematangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan cita rasa Bubur Cadil yang sempurna.
Tungku api yang terbuat dari batu atau bata merah serta kayu dengan jenis tertentu, dimana harus selalu disesuaikan dengan kondisi olahan Bubur Cadil, kapan api harus menyala besar, kapan api harus di kecilkan sangat mempengaruhi proses pembuatan Bubur yang Identik dengan Tradisi Cedaksiten yaitu upacara adat turunya kaki anak bayi yang sudah berumur 7 Bulan.
Rondiyah (67) Warga Ampelgading Kabupaten Pemalang merupakan salah satu pembuat Bubur Cadil yang masih bertahan meneruskan Tradisi dari leluhurnya, sebagai pembuat Bubur berwarna merah serta berbentuk bulat kecil seperti bola kristal tersebut.
Ditemui dirumahnya pada kamis (3/8/2023), Dirinya mengatatakan jika pembuat Bubur Cadil semakin sulit ditemukan. “Saya sendiri jauh – jauh sebelumnya sudah dipesan satu minggu sebelumnya oleh orang yang punya hajat untuk Nyadil (membuat Cadil),” tuturnya.
Masih menurut Rondiyah, jika pembuatan Bubur Cadil ini harus dari bahan-bahan Pilihan, seperti Kelapa tua yang bagus,beras ketan dan beras nasi yang tidak pecah ketika dimasak atau di Tanak, serta Gula pasir dan Gula merah serta saripati Singkong, ditambah daun pandan yang harus masih segar sebagai pewangi alami.
Pertama membuat Bubur, api pada tungku dari batu atau bata merah, dengan bahan bakar dari kayu harus menyala besar, hal ini untuk mencapai kematangan maksimal pada bahan – bahan tersebut diatas yang dituangkan pada Jadi atau Kenceng yaitu penggorengan besar dari bahan tembaga (keberadaan jadi atau kenceng sendiri sulit di cari).
Api menyala besar juga di maksudkan untuk memaksimalkan kematangan santan kelapa yang di larutkan bersama beras ketan dan beras nasi.
Setelah beberapa saat dirasa sudah cukup bercampurnya bahan bahan, nyala api pada tungku mulai dikecilkan, dan dimulai lah adukan bahan – bahan bubur Cadil yang memakan waktu selama berjam-jam, dengan menggunakan Adukan Alu dari bahan kayu yang kuat agar tidak mudah patah.
Pada proses Pengadukan ini api tidak boleh menyala besar juga tidak boleh padam, ini yang disebut Api mengalun dan berasa pedih di mata yang mengaduk.
“Diperlukan waktu selama beberapa jam dalam proses pembuatan Bubur Cadil, Makanya Upah pembuat Bubur Cadil disini mahal,” kata Rondiyah.