Bacaria.id, Tapteng – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah atas pengelolaan Cagar Budaya Situs Bongal yang ada di Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.
Apresiasi itu disampaikan langsung oleh Kepala BRIN, Dr. Herry Jogaswara, M.A. kepada Pj Bupati Tapanuli Tengah, Dr. Elfin Elyas, M.Si., saat diundang BRIN untuk menghadiri Penyerahan Executive Report Situs Bongal 2020-2023 dan Pembukaan The 1st Biannual Conference OR Arbastra Tahun 2023 di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung BJ Habibie (BRIN KA B.J. Habibie) di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (01/11/2023).
Dalam kesempatan itu, Kepala BRIN menyampaikan akan melanjutkan riset dan pengembangan Situs Bongal Jago-jago untuk lima tahun ke depan.
Pj. Bupati dalam sambutannya menjelaskan bahwa Situs Bongal adalah satu tempat yang akan mengubah historiografi (kesejarahan) Indonesia. Di mana data arkeologis yang berhasil diungkap menunjukkan bahwa bukti-bukti awal interaksi para penghuni kepulauan nusantara dengan berbagai kawasan dunia lama yang telah memiliki peradaban tinggi, seperti Timur Tengah, India, dan Cina.
Demikian juga dengan hasil analisis pertanggalan menggunakan Metode Ams didapat rentang angka tahun yang cukup tua yang menjadi petunjuk kuat bahwa Situs Bongal telah aktif dalam arus pelayaran dan perniagaan dunia sejak Abad ke-6 M, hingga Abad ke-10 M.
Saat di Konfirmasi wartawan PJ Bupati Tapteng menyebutkan bahwa Konsekuensi logis dari munculnya hasil pertanggalan absolut tersebut adalah Situs Purbakala dalam kurun sejarah tertua bukan lagi Situs Lobu Tua (Barus), tetapi Situs Bongal yang berada Desa Jago-jago Kecamatan Badiri.
“Dari hasil pertaganggalan berdasarkan data arkeologis tertua di Tapteng bukan dari Situs Lobu Tua (Barus) yang telah dianalisis pertanggalannya secara absolut berasal dari Abad ke-9 M, sementara pertanggalan tertua di Situs Bongal berasal dari Abad ke-7 M,” Ujar Elfin.
Elfin juga menegaskan, bahwa Situs Bongal merupakan aset penting perjalanan sejarah dan kebudayaan Indonesia, di mana Situs Bongal satu-satunya situs di nusantara yang mengandung bukti tertua interaksi kawasan kepulauan dengan kawasan asal islam (Timur Tengah). Bukti itu kata dia terwakili oleh keberadaan koin-koin perak (dirham) dari para pemimpin Daulah Umayyah Dan abbasyah yang berasal dari kurun Abad ke-7 M hingga ke-9 M.
“Saya sangat bangga hari ini pada acara penyerahan rangkuman eksekutif penelitian arkeologis Situs Bongal 2020-2022, semoga ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan dapat memperkaya sejarah peradaban budaya di Indonesia,” ucap Elfin Elyas.
Untuk itulah kata dia, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah sangat mendukung program berkelanjutan penelitian jangka panjang yang akan dilaksanakan oleh Badan Riset Dan Inovasi Nasional bekerja sama dengan Sultanate Institute. Semoga dengan penelitian berkelanjutan dapat lebih mengetahui sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tidak lupa Elfin juga mengucapkan terima kasih kepada para peneliti, Balai Arkeologi Sumatera Utara yang sekarang berubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atas MoU-nya dengan Sultanate Institute.
“Kita patutnya berterima kasih pada semua pihak , karena berkat hasil penelitian yang dilakukan dapat menemukan sejarah peradaban masa lampau,” tutup Elfin Eliyas.