BP2MI Bakal Telurusi Kematian Suryani PMI di Taiwan

BacariaNews

Bacaria.id, Jakarta – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemukan hal yang janggal dalam meninggalnya PMI bernama Suryani yang bekerja di Taiwan.

Benny mengungkapkan penyakit yang didiap oleh perempuan asal Tulungagung, Jawa Timur (Jatim) itu merupakan penyakit dalam yang tergolong berat yaitu pendarahan akut pada jaringan lunak tubuh.

Namun, yang membuat Benny curiga adanya yang aneh dalam kematian tersebut karena pihak perusahaan yang memberangkatkan Suryani tidak mendeteksi penyakitnya saat melakukan medical check up sebelum pemberangkatan.

Hal tersebut disampaikan Benny kepada wartawan disela-sela menyambut kedatangan empat jenazah dari Taiwan, salah satunya jenazah Suryani, di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Minggu (17/9/2023) dini hari.

“Saya akan menggunakan intuisi saya bahwa ada yang aneh dengan keberangkatan Suryani, cuma 9 bulan tiba-tiba sakit berat, kok tidak terbaca dalam hasil medis pada saat check up pemberangkatan Suryani, ini yang memberangkatkan perusahaan penyalur bernama Melati Indonesia,” ujarnya.

Untuk menyelidiki kebenaran kasus kematian Suryani, Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani (Hanura) itu telah memerintahkan jajarannya untuk menelusuri sampai tuntas kematian perempuan yang bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga itu di Taiwan.

Benny mengatakan, jika dalam hasil penelusuran tersebut tidak sesuai dengan hasil medical cekup Suryani, dirinya tidak akan segan-segan untuk memproses secara hukum pihak yang bertanggung atas pemberangkatan Suryani.

“Tapi kalau lihat jenis penyakitnya cukup gawat menurut saya ini penyakit dalam, bagaimana penyakit ini tidak terdeteksi melalui medical cekup, jika hasil medical cekup ini tidak benar maka siapapun harus bertanggung jawab secara hukum,” ucapnya.

“Saya dan BP2MI tidak akan main-main dengan segala bentuk kejahatan, namun mudah-mudahan tentu tidak terjadi apa-apa, tapi saya tegaskan sekali lagi, saya akan proses hukum jika memang terbukti ada yang bersalah,” tegasnya.

Sedangkan, satu dari empat jenazah yang tiba di Bandara merupakan laki-laki bernama Jaenal Fanani asal Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur. Jaenal meninggal dalam insiden bentrokan antara perguruan silat yang ada di Taiwan.

“Almarhum Jaenal Fanani, bekerja dalam sektor manufaktur, alamarhum meninggal karena perkelahian antar organisasi bela diri sesama organisasi asal Indonesia yang ada di Taiwan, peristiwanya terjadi 2 September 2023,” ungkapnya.

Benny mengatakan, keterlambatan pemulangan alamarhum Jaenal ke Indonesia lantaran harus melalui prosedur dan mekanisme yang ada di Taiwan.

Kemudian, jenazah bernama Lustianah berasal dari Lampung Timur, yang juga bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di negara Taiwan meninggal karena mengidap penyakit turbucolius alias TBC.

“Lustianah pekerjaan sebagai ART overstay, asal Lampung, akibat kematian sakit TBC. Jenazah PMI ke empat bernama Yana Mulyana, pekerjaan sebagai ABK ilegal, asal Jawa Barat. Akibat kematian penyakit belum diketahui, masih menunggu hasil autopsi Tim Doketer RS di Taiwan,” ucapnya.

Mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) itu mengatakan, empat jenazah PMI tersebut akan diserahkan kepada pihak keluarga mereka masing-masing.

“Setelah ini para jenazah akan diantarkan ke kampung halaman mereka dengan ambulan yang telah disiapkan, kita berharap dalam perjalanan berjalan dengan lancar selamat sampai tujuan, dan perwakilan BP2MI yang ada di daerah tentunya saya sudah koordinasikan untuk mengawal para jenazah sampai tiba di rumah duka,” imbuhnya.

“Kita do’akan semoga dosa dan salah alamarhum diampuni oleh Allah SWT dan semoga amal ibadahnya juga diterima, dan semoga juga khusnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menerima ujian ini,” tutur Benny.