Bacaria.id, Labuhanbatu – Airin Putri Ayu Syahnun, petenis meja cilik putri, kelahiran 19 Juli 2012 silam, di Desa Sukarame, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, anak dari Muhamnad Syahbani dan ibu Nur Ainun, berhasil unjuk gigi di ajang turnamen tenis meja, memperebutkan tropi bergilir Kapolres Labuhanbatu tahun 2024, dalam rangka menyemarakkan HUT Media Center Polres (MCP) Lanuhanbatu yang ke-8.
Diusianya yang masih belia itu, penampilan perdananya bertanding didepan umum, Airin berada di kelompok U-13 turnamen tenis meja memperebutkan tropi bergilir Kapolres Labuhanbatu Dr. Bernhard L Malau, SIK.,SH.,MH yang digelar di aula sekolah Perguruan Panglima Polem Rantauprapat di jalan KH. Ahmad Dahlan pada Sabtu-Minggu (10-11/08/2024).
Meski baru 4 (empat) bulan mengenal dan berlatih cabang olahraga tenis meja, namun kepiawaiannya memukul bola diatas meja, sudah menunjukkan hasil terbaiknya. Sehingga ia berhasil menjadi juara 2 (dua).
Airin, berhasil melaju ke babak final. Di final, ia dikalahkan petenis putri, Oriza dari SMP IT Nur Al Mubarok Kampung Pajak, Labuhanbatu Utara.
Kepada ayah kandungnya, Muhamnad Syahbani, Airin mengaku, dia bertekat ingin mengalahkan Oriza, rivalnya yang mengalahkan dirinya difinal turnamen tenis meja memperebutkan tropi bergilir Kapolres Labuhanbatu itu.
“Tahun depan, apa masih ikut dia (makdudnya, Oriza, red). Saya akan kalahkan dia. Bila saya bisa bertemu lagi dengan dia tahun depan,” ucap Muhamnad Syahbani – yang juga Ketua PTMSI Labuhanbatu itu, menirukan ucapan puterinya tersebut.
Airin, putri dari salah seorang wartawan itu, punya cita-cita, ingin berprestasi yang lebih baik lagi. sehingga kelak, tidak saja mengharumkan nama dirinya, tetapi juga keluarga, daerah dan tingkat nadional.
Begitulah harapan dan cita-citanya, yang disampaikannya selesai mengikuti turnamen tenis meja memperebutkan trop bergilir Kapolres Labuhanbatu tahun 2024.
Untuk menggapai cita-cita dan harapan itu tentunya, ajang turnamen seperti ini, sangat bagus untuk melatih mental Airin. Karena pengalaman sangat dibutuhkan, bagi seorang atlit cilik di semua jenis cabang olah raga.
Dengan bekal pengalaman ini, tentunya bisa mengukur kekuatan dan kelemahan, dan memperbaikinya saat berlatih di klub.